Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyatakan Indonesia memerlukan kegiatan bela negara demi mencegah berkembangnya paham terorisme, khususnya ISIS.
Kegiatan tersebut bisa memperdalam wawasan kebangsaan seluruh warga negara, khususnya para pemuda dan pemudi, yang berguna untuk menyaring paham ISIS. Dengan begitu, ruang gerak teroris di Indonesia terkikis dan bahkan hilang.
“Jangan sampai kita biarkan ISIS masuk Indonesia,” kata Said Aqil di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara, saat melepas ribuan santri mengikuti kegiatan Bela Negara, Sabtu (21/11/2015).
Ia menegaskan aksi yang dilakukan oleh kelompok Republik Islam Irak dan Suriah (ISIS) bukan termasuk gerakan Islam. Apa yang dilakukan kelompok teroris, seperti teror di Paris, Prancis, menyimpang jauh dari ajaran Islam.
“Demi Allah, apa yang dilakukan ISIS dan ajaran mereka itu bertentangan dengan Islam. Islam itu anti kekerasan apalagi teroris. Kita harus paham, ISIS bukan gerakan islam,”
Ia melanjutkan, masyarakat Indonesia harus memiliki pertahanan diri ekstra untuk menolak ajaran radikalisme. Ia menyatakan ajaran tersebut mulai menyusup dan bermunculan di sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya berada di Pulau Jawa.
“Garut, Bogor, Jakarta, Kuningan, Ngawi, Solo, Jember dan banyak lagi. Hal ini perlu kita waspadai. Bahkan, Indonesia sendiri punya teroris yaitu Umar Patek yang menjadi buruan internasional. Ini sangat luar biasa,” tutur Aqil.
Sumber : news.liputan6.com