Ketum MUI: Persaudaraan Umat Manusia Butuh Kebersamaan

Jakarta – Persaudaraan umat manusia di seluruh dunia membutuhkan
kebersamaan, taawun di antara sesama. Idul Fitri 1445 Hijriah menjadi
momentum terbaik untuk terus merekatkan persaudaraan antar sesama
manusia tersebut.

Hal itu dikatakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar
Iskandar saat  Rapat Pimpinan MUI Pusat id Aula Buya Hamka, Gedung MUI
Pusat, Selasa (16/4/2024).

“Ada sebuah adat, ada sebuah tradisi yang bagus setelah Idul Fitri
kemudian kita saling silaturahmi kemudian kita saling memaafkan,” kata
Kiai Anwar.

Ia menyebut bahwa kondisi perjuangan agama dan kemanusiaan saat ini
harus diarahkan pada tercapainya kebersamaan dalam hubungan
persaudaraan seagama, sebangsa, hingga sesama manusia.

Menurut Kiai Anwar, sikap untuk saling memaafkan di antara sesama (wal
‘afina aninnas) tidak hanya memberikan ruang untuk memaafkan,
melainkan juga terdapat nilai esensial tentang perjuang bangsa dan
kemanusiaan.

“Kondisi perjuangan umat Islam di Indonesia khususnya, kondisi
perjuangan bangsa, dan bahkan kondisi hubungan kemnusiaan di dunia ini
amat membutuhkan ta’awun ini, kebersamaan, amat sangat membutuhkan
integritas,” ucap Kiai Anwar dikutip dari MUI Digital.

Dengan demikian, pemahaman tentang ukhuwah umat untuk membangun
kebersamaan di dalamnya harus kembali diperjuangkan dan ditingkatkan
melalui konsep ta’afuf atau saling memaafkan.

Menurutnya, hal tersebut tidak cukup hanya menjadi wacana dalam
pemahaman semata, melainkan penting untuk ditingkatkan dan
diaktualisasikan dalam segala bentuk aktivitas keseharian.

“Bukan hanya sekadar pemahaman yang hanya menjadi wacana atau fikrah
sebagai seorang muslim, tapi perlu kita aktualisasikan,” pesan Kiai
Anwar.