Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan pada dasarnya tidak ada satu agama apa pun yang mengajarkan radikalisme ataupun terorisme.
Tindakan teror yang melanda berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, sama sekali bukan karena adanya pengaruh ajaran agama tertentu. Tetapi, karena ulah manusia, baik individu maupun golongan, yang bersifat radikal dan tak menginginkan adanya kedamaian.
Mantan Ketua DPR RI ini menandaskan kerukunan antarumat beragama menjadi pondasi utama bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai Indonesia mengikuti negara-negara seperti di Timur Tengah yang selalu berkonflik antarsatu dengan yang lainnya. Apalagi, konflik yang mengatasnamakan agama.
“Kedamaian dan kelangsungan negara harus kita jaga dengan baik. Jangan sampai kita terjebak dalam konflik horizontal berkepanjangan yang tidak akan ada habisnya. Konflik di berbagai negara Timur Tengah telah menjadi pelajaran penting bagi kita. Agama seharusnya digunakan untuk mendamaikan dan mencerahkan umat manusia, bukan sebagai alat adu domba,” ujar Bamsoet dalam Bincang Santai Sosialisasi Empat Pilar Antar Umat Beragamadi Denpansar Bali, Rabu (15/7/2020) malam.
Bamsoet menegaskan peran para pemuka agama sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain sebagai sistem pendingin hati masyarakat dan pengayom, para pemuka agama mempunyai posisi penting dalam menjaga kebhinekaan dan persatuan bangsa.
“Para pemuka agama kini mempunyai tantangan yang tidak ringan. Selain merekatkan ikatan kebangsaan, pemuka agama juga harus menjadi bagian dari penyejuk masyarakat, bangsa, dan negara,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, masih ada orang-orang radikal yang ingin mengacaukan NKRI. Karena itu, semua pihak harus waspada. Jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat jika melihat orang atau kelompok yang mencurigakan dan mengganggu ketenangan masyarakat.