Ketua KPU Ajak Umat Beragama Bersama Redam Potensi Konflik Kekerasan Verbal

Ketua KPU Ajak Umat Beragama Bersama Redam Potensi Konflik Kekerasan Verbal

Jakarta – Umat beragama di Indonesia diajak untuk bersama-sama meredam
potensi kekerasan verbal jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Itu
penting agar Pemilu berjalan aman, lancar, dan damai.

“Penting MUI dan majelis tinggi agama di Indonesia menyampaikan
pesan-pesan perdamaian untuk menjaga persaudaraan keagamaan,
kebangsaan, dan kemanusiaan,” ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Hasyim Asy’ari dalam Silaturahim Nasional Majelis Agama di Jakarta,
Selasa (16/1/2024)..

Hasyim mengatakan kekerasan secara fisik memang sudah tidak ada dalam
pesta demokrasi lima tahunan. Namun kekerasan dalam bentuk verbal
kerap bermunculan terutama di media sosial.

Kekerasan verbal yang muncul, kata dia, berupa penyebaran berita
bohong (hoaks) dan penyebaran fitnah.

“Padahal kita sebagai umat beragama cukup memahami, utamanya orang
Islam, sebagaimana disebutkan dalam Alquran kalau fitnah lebih kejam
dari pembunuhan. Pesan inilah yang harus kita sebarkan untuk memegang
teguh ciri-ciri kemanusiaan,” katanya.

Maka dari itu, Hasyim meminta masyarakat untuk tidak menggunakan aib
seseorang atau pasangan calon tertentu sebagai instrumen elektoral
untuk meraup suara rakyat.

“Ini menjadi penting untuk menyampaikan khotbah perdamaian tentang
kepemiluan untuk tetap menjaga ukhuwah atau persaudaraan di tengah
tahun politik,” kata Hasyim.

Silaturahim Nasional yang diinisiasi MUI ini dihadiri sejumlah tokoh
Ormas Islam dan para pemuka agama yang dihelat di Grand Sahid,
Jakarta.

Mereka yang hadir di antaranya Ketua Konferensi Waligereja Indonesia
Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, Ketum Persekutuan Gereja-Gereja
Indonesia Gomar Gultom, hingga Ketum Permabudhi Philip K. Widjaya.

Kegiatan tersebut diisi dengan penyampaian dari perwakilan
masing-masing majelis agama dan ditutup dengan deklarasi untuk Pemilu
jujur, adil, aman, dan damai.