Jakarta – Penguatan pemahaman pelajaran agama di sekolah-sekolah sangat penting agar bisa menangkal penyebaran radikalisme di media sosial yang kerap menyasar generasi muda. Hal itu dikatakan Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, (30/6/2021).
“Peran guru agama di sekolah sangat penting memberikan pengarahan untuk menangkal potensi radikalisme kepada generasi penerus bangsa, dengan memberikan bobot materi pembelajaran untuk mengimbangi informasi yang keliru yang tersebar melalui konten-konten media sosial,” ujar LaNyalla
Pernyataan LaNyalla itu merespons penelitian yang dilakukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Dari penelitian tersebut, potensi radikalisme paling berbahaya masuk melalui dunia digital. Karena, Medsos mudah dijangkau warga khususnya anak-anak hingga remaja.
Dari penelitian tersebut, memaparkan jika indeks potensi radikalisme cenderung ada pada kalangan gen Z dan mereka yang aktif di internet dan sosial media. Hasil penelitian itu menyebut 86 persen generasi Z menerima informasi keagamaan dari internet.
“Konten-konten yang memuat teror dan ujaran kebencian sangat banyak tersebar di media sosial dan memiliki potensi yang signifikan terhadap paham-paham radikalisme dan terorisme. Ini harus menjadi perhatian serius,” kata dia.
Menurut La Nyalla, mayoritas masyarakat dengan literasi rendah menerima informasi begitu saja tanpa mencari informasi pembanding. Minimnya literasi juga berpotensi memicu provokasi seperti penistaan agama dan ujaran kebencian.
Maka dari itu, kata dia, sekolah memiliki peran penting yang dapat memberikan informasi mengenai pembelajaran agama agar tidak keliru. Hal tersebut dapat dilakukan melalui muatan dalam kurikulum pendidikan agama.
“Karena, anak-anak bisa terpapar konten yang berisi ajakan teror. Tentu hal itu mempengaruhi pikiran dan tindakan mereka, maka perlu penyeimbang informasi agar anak tidak langsung menyerap informasi yang mereka dapat secara mentah-mentah,” katanya.
Di sisi lain, ia memberi masukan agar instansi pendidikan bisa bekerja sama dengan instansi-instansi yang bertugas dalam upaya penangkalan radikalisme dan terorisme, seperti Polri, TNI, hingga BNPT.
“Buatlah program berkelanjutan di tingkat sekolah hingga perguruan tinggi sekaligus sebagai upaya tracing untuk menumpas penyebaran paham radikalisme pada generasi Z,” pungkas mantan Ketua Umum PSSI ini.
Attachments area