Ketua Banggar DPR RI Ajak Masyarakat Jaga Proses Pemilu Demi Kesatuan & Persatuan Bangsa

Ketua Banggar DPR RI Ajak Masyarakat Jaga Proses Pemilu Demi Kesatuan
& Persatuan Bangsa

Jakarta – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengajak
semua pihak untuk menjaga seluruh proses pemilu demi kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia.

“Marilah menjaga seluruh proses pemilu agar berjalan jujur, adil, agar
kedamaian dan persaudaraan serta kesatuan dan persatuan tetap terjaga
sehingga negeri ini menjadi lebih baik,” ujar Said dalam keterangannya
di Jakarta, Selasa (16/1).

Ia pun tak ingin pemilu menimbulkan situasi yang dapat merusak
kedamaian negeri ini. Menurutnya, terlalu mahal kedamaian negeri ini
dibanding secuil keinginan untuk berkuasa.

“Harapan ideal, pemilu menjadi sarana suksesi penuh kedamaian itu
diyakini akan dapat terwujud jika seluruh pihak berusaha keras
mengawal proses pemilu agar dalam koridor demokrasi, yang jujur, adil,
bebas dan rahasia,” tegasnya.

Ia menyebutkan kebutuhan bangsa saat ini adalah semua pihak taat dan
penuh kesungguhan mengawal seluruh proses pemilu berjalan sesuai
sesuai semangat demokrasi.

Dinamika sosial, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini
menjadi kekuatan luar biasa yang memonitor ketat.

“Sehingga, mudah terdeteksi berbagai tindakan yang menyimpang dari
aturan permainan sekecil apa pun,” jelas Said.

Ia melihat kamera panoptisis (pengawas) dari rakyat akan menguak
segala kecurangan dan tipu muslihat, mengakali demokrasi demi
kekuasaan. Para politisi, terutama yang masih berpikir menggunakan
paradigma lama harus mempertimbangkan realitas dinamika sosial ini,
yang kini terjadi hampir seluruh pelosok negeri.

Pertama, masyarakat makin mudah mendapatkan akses informasi dan
komunikasi, sehingga sekecil apa pun tindakan penyalahgunaan kekuasaan
misalnya, mudah dan sangat cepat diketahui oleh rakyat seluruh negeri.
Kedua, masyarakat Indonesia saat ini praktis bukan lagi menjadi
konsumen berita.

“Masyarakat telah menjadi bagian sebagai pembuat berita, sehingga
sepak terjang oknum-oknum yang mengotori pelaksanaan pemilu hanya
dalam hitungan detik tersebar ke seluruh negeri bahkan dunia,”
katanya.

Ketiga, hampir 25 tahun Indonesia memasuki era reformasi secara fakta
sosial telah memberikan perspektif pemikiran baru. Masyarakat tak lagi
terbelenggu dan terkungkung seperti di era Orde Baru.

Bahkan beberapa kalangan menyebutkan keberanian masyarakat saat ini
sangat luar biasa dalam menyampaikan kritik dan perlawanan kepada
berbagai pihak yang dianggap melakukan tindakan yang merugikan
kepentingannya; termasuk yang seharusnya netral ternyata menjadi
partisan.

Said menuturkan tiga variabel itu dapat ditambah lagi agar menjadi
perhatian siapa pun terutama para politisi yang menjadi pemeran
penting pelaksanaan pemilu. Demikian pula KPU dan Bawaslu yang menjadi
pengawal harus bersikap netral dan imparsial.

“Saat ini praktis tak ada ruang sedikit pun untuk mencoba bermain-main
dalam proses pelaksanaan pemilu. Rakyat akan mengawasi sangat ketat
seluruh pihak yang mencoba mengganggu pelaksanaan pemilu,” pungkas
Said.