Ketika Google Melawan ISIS yang Bandel…

Jakarta – Kerajaan teknologi sekelas Google dikabarkan tengah menyiapkan aplikasi khusus yang dimaksudkan sebagai perlawanan terhadap terorisme. Dikutip dari laman Telegraph.uk, Google akan mengarahkan pengguna jasanya yang memasukkan kata-kata terkait ekstrimisme ke link berita yang justru berisi anti radikalisme. Sehingga ketika orang-orang berusaha menemukan segala hal terkait dengan radikalisme di Google, mereka akan mendapatkan link yang sebaliknya.

Senior eksekutif Google, Dr Anthony House menyatakan hal ini dilakukan untuk menekan pertumbuhan radikalisme, utamanya yang bermuara di dunia maya. “Kami sedang berusaha melakukan konter narasi di seluruh dunia, tahun ini kami menargetkan dua program. Pertama kami ingin memastikan bahwa model ini (konter narasi) semakin mudah ditemukan. kedua untuk memastikan ketika orang-orang memasukkan kata-kata yang memiliki potensi bahaya kedalam mesin pencarian kami, mereka justru akan menemukan konter narasinya,” ungkapnya dikutip dari Telegraph.UK (Rabu/3/2/2016).

Dr House juga menyatakan bahwa sejak 2014 Google telah menghapus setidaknya 14 juta video terkait aksi-aksi terorisme dan pelanggaran lainnya yang dipajang di youtube. Google tampaknya sudah jengah untuk dijadikan ‘sarang’ bagi pembiakan dan rekrutmen kelompok terorisme, khususnya ISIS yang memang melakukan banyak aksinya di dunia maya. Karenanya projek ini diharapkan dapat membabat habis terorisme yang terus bergeliat di dunia maya.

Meski demikian hingga saat ini pihak Google belum mau memberi komentar banyak terkait projek yang sedang mereka garap itu, khususnya terkait dengan teknis pelaksanaan. Apakah nantinya ketika pengguna jasa mesin pencarian Google mengetik kata ISIS misalnya, akan keluar link-link artikel tentang keburukan ISIS saja atau hal lain?

Kate Knibbs dari Gizmodo.com mengaku sudah menanyakan hal ini langsung kepada Google, namun belum juga mendapat jawaban yang memuaskan. Pertanyaan mendasar terkait projek ini adalah bagaimana cara Google membedakan orang yang sedang melakukan penelitian terkait terorisme dengan orang yang benar-benar sedang gandrung pada terorisme?

Projek semacam ini sebenarnya bukan hal baru bagi Google, sebelumnya mereka telah menjalankan aplikasi “anti bunuh diri”, dimana orang-orang yang memasukkan kata-kata terkait bunuh diri akan diarahkan ke link-link yang berlawanan.