Kesesatan Nyata Kelompok Radikal

Kelompok radikal terorisme selalu menjadikan agama sebagai justifikasi dalam melakukan berbagai propaganda, termasuk dalam aksi teror yang mereka lakukan. Agama dalam pandangan mereka menjadi sangat kaku bahkan seringkali berbagai dalil baik Al-Qur’an maupun Hadist mereka pelintir untuk meyakinkan masyarakat awam bahwa apa yang mereka perbuat merupakan perintah Allah yang wajib dikerjakan oleh setiap orang yang beragama Islam.

Kelompok radikal terorisme ingin mengabsahkan tindakan kekerasan dengan cara mencari legitimasinya dari dalil-dalil agama. Persoalannya, agama tidak satupun menyediakan ruang justifikasi kekerasan, sehingga apa yang bisa dilakukan oleh mereka adalah menyesatkan penafsiran atau memotong ayat dan matan hadis. Upaya ini mereka lakukan guna meyakinkan masyarakat bahwa tindakan mereka sah menurut agama.

Salah satu kasus Hadist yang mereka pelintir dan tidak sesuai dengan maknanya adalah sebagai berikut : “Sesungguhnya ghadwah (berangkat di pagi hari) atau rauhah (berangkat di sore hari) fi sabiilillah (di jalan Allah) adalah lebih baik daripada dunia dan apa saja yang berada di atasnya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim. Lihat Mukhtashar Muslim (1077). Dalam interpretasi mereka terhadap hadist tersebut dijelaskan “Maksudnya bukan engkau pergi menuju masjid atau pergi bertabligh… Bukan! Ini namanya memalingkan isi nash dari makna syar’inya. Kalimat, “Berangkat di pagi hari atau sore hari,” pengertiannya adalah berangkat untuk berperang, bukan untuk urusan lain”.

Penafsiran berdasarkan dalil yang mereka pelintir kemudian disebarkan melalui website dan menjadi santapan kalayak umum. Hal ini tentu saja akan sangat meresahkan dan berpengaruh negatif. Sejalan dengan penafsiran tersebut, mereka juga memainkan pola menghancurkan reputasi pemerintah, bahkan mereka juga melancarkan serangan ke ulama yang berjuang menegakkan Islam Rahmatan Lil’alamin dengan dalih bahwa tidak ada yang namanya Islam Damai. Pola ini menyiratkan bahwa seolah penafsiran mereka saja yang absah dan tidak kebenaran dari sumber yang lain.

Mencermati gerakan dan propaganda kelompok radikal yang demikian massif khususnya di dunia maya, maka sudah menjadi hal penting bagi kalangan terpelajar, ulama dan pemerintah untuk bersama– sama berupaya membendung penyebaran paham dan penafsiran sesat tersebut. Propaganda berdasarkan pada dalil keagamaan tidak hanya menyesatkan pemahaman masyarakat, tetapi juga mencoreng ajaran agama itu sendiri.

Kepala BNPT Suhardi Alius dalam sebuah kesempatan mengatan Fastabikul Khairat menjadi lansadan kita berjuang untuk bersama–sama menyebarkan kebaikan demi kemaslahatan bersama. Amin.