Selangor – Kepolisian Antiteror Malaysia menangkap tujuh orang terduga teroris, di mana lima orang adalah warga Malaysia dan dua orang warga Filipina. Dari ketujuh terduga yang ditangkap, satu di antaranya terindikasi sebagai anggota Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang terlibat dalam tiga penculikan berseri di Filipina selatan dan Sabah.
Sementara satu terduga lagi diduga adalah pengirim uang kepada salah satu sel Jamaah Ansharut Daulah (J)AD yang melakukan serangan di Jawa Tengah pada April 2017 lalu.
JAD dibentuk pada 2015 lalu. Puluhan anggota kelompok ekstremis asal Indonesia itu telah bersumpah mengabdi kepada ISIS. JAD bertanggung jawab atas sejumlah serangan teror besar di Indonesia sejak 2015 lalu.
Inspektur Jenderal Polisi Fuzi Harun dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (10/12), mengatakan, penangkapan dilakukan dalam operasi yang dilakukan mulai tanggal 19 hingga 28 November lalu di sejumlah daerah, yakni Kelantan, Selangor, Sabah dan Kedah.
Baca juga : Karena Mampu Pererat Persatuan Bangsa, Ulama adalah Pewaris Nabi yang Harus Dihormati
Dituturkannya juga, satu terduga berprofesi sebagai insinyur yang bekerja di sebuah perusahaan minyak dan gas.
Terduga ditangkap di Kajang, Selangor, atas tuduhan memberikan uang sebesar 14 ribu ringgit atau Rp48,8 juta kepada Wanndy Mohamed Jedi, warga Malaysia yang bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2016-2017 lalu.
Wanndy dikabarkan tewas akibat serangan udara ketika berperang bersama ISIS pada 2017 lalu.
Sementara terduga yang diduga anggota Abu Sayyaf terdaftar sebagai seorang individu yang dicari oleh Komando Keamanan Sabah Timur untuk membantu penyelidikan kasus-kasus kriminal di wilayah itu.
Kepolisian juga dilaporkan menangkap seorang warga Filipina dan istrinya yang merupakan warga Malaysia di Tenom, Sabah. Keduanya dituduh menyembunyikan informasi terkait kehadiran anggota Abu Sayyaf di wlayah itu.
Selain itu, kepolisian juga menangkap dua terduga teroris lainnya yang diduga tengah merencanakan serangan di Negeri Jiran. Keduanya disebut menerima perintah langsung dari ISIS.
Sumber intelijen Malaysia mengatakan bahwa kedua terduga itu berasal dari sel ISIS yang sama, tapi tak saling kenal.
“Kedua pria itu menerima perintah melancarkan serangan teror dari seorang anggota ISIS yang merupakan warga Malaysia di Suriah bernama Akel Zainal,” ucap sumber tersebut kepada Channel NewsAsia.
Salah satu terduga lainnya berusia 28 tahun dan bekerja sebagai penjual madu. Dia ditangkap di Kelantan.
Sementara itu, terduga lainnya yang berusia 35 tahun juga ditangkap di Kelantan. Dia dikabarkan berprofesi sebagai karyawan sebuah sekolah mengemudi.
“Terduga itu diyakini telah menerima perintah dari warga Malaysia yang merupakan tangan kanan ISIS di Suriah untuk meluncurkan serangan-serangan ke tempat ibadah non-Muslim di Malaysia,” pungkas Fuzi.