Kepedulian Sosial Harus Terus Ditumbuhkan Dalam Menghadapi Pandemi Corona

Jakarta – Pandemi virus Corona atau COVID-19 membuat berbagai lini kehidupan manusia harus berubah untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Termasuk cara beribadah, dimana keharusan melakukan pembatasan fisik (physical distancing), membuat banyak tempat ibadah ditutup dan ibadah lebih baik dilakukan di rumah. Kalau pun tetap beribadah di tempat ibadah, itu harus dilakukan dengan menjaga jarak.

Namun pembatasan fisik bukan berarti membatasi kepedulian sosial. Justru di tengah bencana dan bersamaan bulan suci Ramadhan, kepedulian sosial harus terus ditumbuhkan, terutama dalam membantu kelompok yang paling berdampak, baik secara ekonomi maupun secara fisik. Selain kepedulian sosial, gotong royong juga harus dikuatkan dalam menjalankan program pencegahan COVID-19 bersama pemerintah.

“Saya melihat saat ini kepedulian sosial masyarakat saat pandemi Corona dan memasuki bulan Ramadhan ini sudah mulai muncul di banyak tempat. Ini harus terus ditumbuhkan karena kondisi ekonomi kita saat ini, terutama di kalangan menengah ke bawah sangat memprihatinkan. Seperti buruh harian, itu kan kasihan dan perlu dibantu,” ujar mantan anggota DPR RI dari Fraksi PKB Hj. Lily Wahid di Jakarta, Selasa (28/4/2020).

Menurut Lily, kepedulian menjadi salah satu kunci untuk melawan dampak pandemi Corona. Ini penting karena sangat banyak orang terdampak dengan kondisi wabah ini. Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak yang secara ekonomi sudah mapan, minimal peduli di lingkungan sekitar untuk lebih sering mengulurkan tangan membantu mereka yang terdampak, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

“Kalau kepedulian sosial ini tumbuh baik, Insya Allah kita akan bisa melalui cobaan ini. Apalagi ini di bulan Ramadhan, banyak-banyaklah beribadah, bersedekah, berdoa, agar semua ini segera berlalu,” imbuhnya.

Selain itu, cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini, mengimbau masyarakat untuk mematuhi pemerintah untuk tidak keluar rumah dan tidak mudik. Ini penting karena dampak karena dengan tetap berada di rumah dan tidak melakukan pertemuan-pertemuan, apalagi melakukan kontak fisik, akan memutus mata rantai penyebaran virus Corona

Ia juga mendukung pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurutnya, PSBB akan efektif dalam mencegah COVID-19, bila masyarakat patuh dan melaksanakan aturan itu.

“Memang rasanya aneh di bulan Ramadhan gak salat tarawih berjamaah di masjid dan Idul Fitri tidak mudik. Sepertinya suasana puasa dan lebaran akan berbeda tahun ini tetapi itu tidak mengurangi khidmat kita dalam menjalankan ibadah. Lebih baik diam di rumah dan jangan mudik,” tutur Lily.

Ia menilai bahwa aturan PSBB sebenarnya untuk mencegah kemudharatan yang lebih besar. “Karena kalau kita melihat ke depannya, ini kan mencegah kemudharatan yang lebih besar. Dan ini wajib kita mencegah kemudharatan yang lebih besar. Mungkin nanti yang paling terasa adalah saat salat ied ketika lebaran karena sebelumnya kita pasti ke masjid,” ucap Lily.

Ia menyarankan agar masyarakat memaksimalkan kemajuan teknologi komunikasi dengan keberadaan gadget. Ia merasa kemajuan teknologi itu membuat aturan tetap di rumah tidak akan jadi masalah. Sepertijika ingin tadarus bersama bisa dengan menggunakan aplikasi yang ada seperti video call dan berbagai aplikasi yang ada.

Ia juga mengajak seluruh masyarakat agar bersabar menghadapi cobaan ini. Ia yakin musibah ini akan ada hikmahnya. Ia juga mengingatkan agar para tokoh agama dan masyarakat untuk ikut membantu pemerintah dengan tidak memprovokasi masyarakat.

“Peran tokoh agama dan masyarakat harus sesuai dengan kapasitasnya masing-masing untuk menularkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi aturan pemerintah untuk memutus penyebaran COVID-19. Kalau pun ada yang tokoh yang malah merusuh, mudah-mudahan di bulan yang suci ini kita doakan dia sadar dan Allah dapat menyadarkan dia,” pungkasnya.