Jakarta – Kepala Densus 88 Anti Teror Mabes Polri Kombes Pol. Martinus Hukom mengungkapkan perkembangan ISIS di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni isu global, isu regional dan isu nasional. Menurutnya ada dua kelompok besar terorisme di dunia ini yakni ISIS dan Al Qaeda.
“Al Qaeda merupakan ibu kandung ISIS. Perbedaannya, ISIS telah membentuk daerah-daerah provinsi antara lain Yama, semenanjung Sinai, Aljazair. Yang menjadi masalah sekarang adalah apakah Indonesia termasuk provinsi dari ISIS ? Saat ini kita sedang menelusuri hal tersebut,” ujar Martinus Haiti pada Rapat Koordinasi Antar Aparat Penegak Hukum Dalam Penanganan Perkara Tindak PIdana Terorisme dengan tema Kebijakan dan Strategi Penanganana ISIS dan Kelompok Teroris di Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Dirinya juga membandingkan FTF (Foreign Terrorist Fighters) ISIS dengan konflik di Afganistan. Jika ISIS dalam satu tahun terakhir ini sudah berhasil menarik kurang lebih 20.730 anggota, sementara konflik Afganistan dalam jangka waktu 10 hanya mampu menarik sekitar 20.000 FTF.
“Hal ini menunjukkan bahwa ISIS ini sangat jauh lebih menarik dari konflik di Afganistan bagi FTF. Ini yang patut diwaspadai penyebarannya. Inilah yang sampai saat ini kami monitor. Sementara orang Indoensia yang sudah berangkat ke Suriah totalnya sampai saat ini mencapai 278 orang. FTF Indonesia yang tewas di Irak dan Suriah sejumlah 41 orang,” pungkasnya.