Solo – Kepala BNPT Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, M.H menyebut terorisme bisa menjangkit siapa saja, bukan hanya orang-orang yang tidak memiliki pemahaman agama yang baik, terorisme bisa meracuni siapa saja tanpa memandang latar belakangnya, karenanya ia meminta agar masyarakat selalu waspada dan tidak menganggap remeh bahaya paham kekerasan ini.
Hal ini disampaikan Suhardi saat membuka kegiatan sinergitas masyarakat dalam mengangkal radikalisme di Solo Raya yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Solo hari ini, Jumat (21/10/16).
Lebih lanjut Suhardi menjelaskan bahwa terorisme adalah kejahatan yang tidak terjadi secara tiba-tiba, ada proses panjang sebelum akhir terorisme meresap ke pikiran dan sikap seseorang. Untuk menanggulangi bahaya terorisme, kepala BNPT menggaris bawahi dua poin penting, yakni; ilmu dan kesejahteraan. Kurangnya ilmu dan kesejahteraan disebutnya menjadi dua hal penting yang membuka celah untuk masukanya paham kekerasan radikal dan terorisme.
Meski begitu ia menegaskan bahwa terorisme tidak hanya bisa ditanggulangi oleh BNPT, diperlukan kerjasama dengan seluruh pihak, bukan hanya dengan kementrian dan lembaga terkait, tetapi juga dengan masyarakat.
“Jika seseorang sudah berilmu dengan baik, atau sudah sejahtera hidupnya, mereka tidak akan mudah terpengaruh terorisme,” ungkapnya.
Hal lain yang ia tekankan adalah pentingnya kerjasama masyarakat dalam mencegah masuknya paham radikal, ini termasuk kesediaan masyarakat untuk merangkul anak-anak muda agar tidak terlalu tenggelam dalam dunia mayanya tanpa diketahui situs apa saja yang mereka akses.
“Bapak-ibu jangan tenang-tenang saja kalau anaknya tidak pernah keluar rumah, hanya main komputer saja di dalam kamar. Awasi, mereka buka situs apa,” pesannya.
Suhardi juga menyebut beberapa hal yang menjadi sebab berkembangnya terorisme, di antaranya adalah keringnya nasionalisme dan derasnya informasi di media, utamanya media online. Ia menuturkan bahwa pihaknya berupaya maksimal, melalui kerjasama yang dibangun dengan 17 kementrian, agar materi-materi terkait nasionalisme dan kebangsaan dapat dimaksimalkan lagi ke masyarakat.