Jakarta – Peristiwa Isra Mi’raj yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa ilahiah yakni suatu peristiwa yang sulit dan bahkan dijangkau akal manuasia. Namun demikian hal tersebut dapat dipahami melalui dasar keimanan yang mendalam yang dalam bahasa sehari-hari lebih dikenal sebagai mujizat yang dilipahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW guna memperkuat kerasulannya.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, dalam sambutannya saat peringatan Isra Mi’ra yang mengambil tema “Dengan Peringatan Isra Miraj Nami Muhammad SAW 1438 H/2017 M Kita Tingkatkan Keimanan dan Ketagwaan Guna Terwujudnya BNPT yang Kuat, Profesional, dan Mmapu Menangkal Faham Radikal Terorisme” yang berlangsung di Kantor Pusat BNPT Komplek Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Kab. Bogor, Selasa (25/4/2017).
“Sebagai pembawa rislah cahaya penerangan dan pesan rohaniah kepada seluruh umat Islam yang ada di dunia, tentunya kita sangat percaya apa yang dialami Rasullawah merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi. Sebab sebagai alamin dan rahmatan lil alamin, keteladanan Nabi Muhammad SAW tentunya tidak perlu diragukan lagi,” ujar Kepala BNPT.
Mantan Sekretais Utama (Sestama) Lemhanas RI ini, dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, personil BNPT tidak terlepas dari pergaulan dengan berbagai karakter manusia maupun profesi. Hal ini tentunya akan memberikan wawasan pengalaman yang dapat mempengaruhi sikap maupun cara pandangnya.
“Moral dan ketakwaan seseorang tidak dapat diprediksi. Artinya suatu saat moral dan taqwa mampu menjadi benteng yang kokoh menghadapi pengaruh negatif. Namun pada kondisi lain moral dan taqwa sangat rapuh sehingga mudah sekali terpengaruh pada hal-hal yang besifat negatif, tergelincir mengikuti hawa nafsu,” ujar Alumni Akmil tahun 1985 ini.
Karena antara kata dan sikap perbuatan menurut mantan Kabareskrim Polri ini menjadi tidak sama, nampak baik dan rajin beribadah namun perilakunya tidak mencerminkan nilai-nilai agama atau tidak memiliki integritas.
“Agar tidak terpengaruh berbagai pandangan negatif, maka diperlukan moral yang tangguh dan ketakwaan dalam beribadah sebagai salah satu sarana untuk membentengi diri kita. Untuk itu perlu siraman rohani yang mampu memberikan suasana batin menjadi tenang dan memiliki sifat tawadu untuk senantiasa menjalankan perintah agama dan mampu mengendalikan emosi dan perilaku,” ujar mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Pria yang telah menunaikan ibadah haji pada tahun 1996 ini berharap, dengan mengikuti tuntunan Nabi Muhamad SAW kita semua mampu menetralisir dari pengaruh-pengaruh negatif. “Sehingga nantinya mampu menjalani kehidupan ini di jalan yang benar dan konsisten antara ibadah, perkataan, sikap dan perbuatan,” kata mantan Kadiv Humas Polri ini.
Kepala BNPT pun berharap kegiatan hari besar keagamaan seperti Isra Mi’raj yang digagas oleh para Pengurus Dharma Wanita BNPT ini bisa dapat terus dilaksanakan diligkungan BNPT. Karena hal tersebut sebagai salah satu pondasi moral bagi seluruh pegawai BNPT dalam rangka menjalankan tugas kepada bangsa dan negara.
“Apalagi tugas kita ini berhubungan dengan yang sangat-sangat fundamental dari sisi keagamaan,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Depok ini.
Tidak lupa dalam kesempatan tersebut pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 162 ini juga mengucapkan selamat kepada Brigjen Pol. Drs. Hamidin atas jabatan barunya sebagai Deputi III BNPT bidang Kerjasama Internasional, Bangbang Surono, AK, MM sebagai Kepala biro Perencanaan, Hukum dan Hubungan Masyarakat, Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME sebagai Direktur Pencegahan pada Deputi I dan Andika Chrinayudhanto, S.IP, SH, MA, sebagai Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral pada Deputi III.