Padang – Mahasiswa adalah masa depan Indonesia. Dan bangsa Indonesia perlu membangun bibit unggul yang mampu mempertahankan dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Komjen. Pol. Drs Suhardi Alius, MH saat memberikan kuliah umum dihadapan 350 Mahasiswa dan civitas akademika Universitas Andalas Padang, Jumat (2/2/2018).
“Saya sudah berkeliling di banyak universitas dan sekarang sedang di Universitas Andalas, di mana saya memberikan pencerahan bagaimana nilai-nilai radikalisme dan terorisme terjadi, bagaimana infiltrasinya dan pengaruh globalisasi khususnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini yang dapat mempengaruhi pola pikir yang pada akhirnya bermuara pada terorisme dan radikalisme,” ujar Kepala BNPT,.
Lebih lanjut mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan, dengan memberikan pencerahan yang jelas, bibit yang mungkin memiliki penyimpangan bisa diluruskan dan memberikan resilience/daya tangkal yang dibutuhkan khususnya untuk masyarakat. “Khususnya generasi muda terhadap nilai luar yang tidak sepaham dengan kita,” ujarnya..
Dalam kuliah umum tersebut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini juga menyampaikan materi mengenai bagaimana mengidentifikasi cara-cara masuknya paham radikal dan terorisme di lingkungan kampus yang dapat mempengaruhi mahasiswa sehingga beberapa orang telah ada yang terpengaruh. Selain itu para audience juga diberikan pemahaman mengenai perkembangan global dan bagaimana cara menanggulangi paham radikal dan terorisme tersebut.
Mahasiswa sebagai agent of change dengan keilmuan yang dimilikinya diharapkan mampu memberikan pemahaman yang baik ditengah-tengah masyarakat sehingga masyarakat bisa memfilter dan memilah-milah informasi yang mana yang baik dan buruk, sehingga bisa menginformasikannya kepada pimpinan universitasnya, rektornya, dosennya, apabila ditemukan nilai-nilai menyimpang ditengah mereka.
“Kebersamaan antara dosen, universitas dan mahasiswanya dalam kebaikan, dapat meningkatan resiliencenya dalam unit pendidikan yang nantinya juga akan berkembang menjadi masyarakat secara luas yang mana itu yang kita harapkan sebagai target outcome kita kali ini, ” kata alumni Akpol tahun 1985 ini.
Yang tidak kalah penting menurut pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini, media saat ini telah menjadi alat yang signifikan dalam penyebaran paham radikal dan terorisme, jika dahulu kelompok radikal dan terorisme menyebarkan paham radikal dan terorisme melalui pertemuan antar kelompok, saat ini sudah sangat jarang karena mereka telah beralih menggunakan media sosial bahkan sekarang berbaiat dapat melalui online.
“Masyarakat terutama kalangan intelektal kampus harus cerdas dalam menggunakan media sosial, jangan mudah untuk menyebarkan informasi yang didapat, kroscek terlebih dahulu, sehingga informasi yang disampaikan dapat dipertangungjawabkan dan bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Kepala BNPT sangat berharap agar kampus-kampus diseluruh Indonesia dapat terbebas dari sebaran virus paham radikal dan terorisme, lebih dari itu kalangan intelektual kampus dapat berpartisipasi dalam upaya menghadang radikalsme yang disebarkan dikampus.