Kepala BNPT Datangi Pusat Produksi Makanan Ringan Milik Mantan Napiter

Malang – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar mendatangi pusat produksi makanan ringan Calyna Candy di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Senin (26/10/2020).

Kedatangan jenderal bintang tiga itu bukan untuk membeli makanan ringan, tetapi dalam rangka pengawasan kewirausahaan mitra deradikalisasi secara langsung. Pasalnya pusat produksi makanan ringan milik mantan narapidana terorisme (napiter) dan mantan anggota ISIS, Syahrul Munir.

Kepala BNPT mengatakan bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme terdapat kewajiban dari lembaga negara dalam melakukan pendampingan terhadap mantan narapidana terorisme.

“BNPT bersama mitra deradikalisasi atau berstatus sebagai mantan warga binaan sekarang ini kebanyakan telah menjadi pengusaha muda di berbagai usaha. Di antaranya kuliner, pertanian dan peternakan,” ujar Boy.

Mantan Kapolda Papua ini menjelaskan, selain menjalankan perintah Undang-Undang, peninjauan langsung juga sebagai bentuk apresiasi terhadap Syahrul Munif yang telah sukses mengembangkan usahanya pascabebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sentul, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 25 September 2019.

Disampaikan oleh Boy Rafli bahwa, pihaknya (BNPT) akan membantu Syahrul Munif untuk lebih mengembangkan peluang usaha makanan ringannya ini hingga tersebar di seluruh pelosok Indonesia bahkan mancanegara.

“Ke depan kita akan memberi semangat lagi agar program ini lebih bagus produksinya. Distribusinya juga bisa menjangkau ke berbagai daerah, sehingga dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” terangnya.

Upaya-upaya dari BNPT pun dilakukan untuk lebih dapat menunjang kesejahteraan para mitra deradikalisasi yang merupakan narapidana terorisme di berbagai daerah di Indonesia.

Ia juga berkomitmen di hadapan Syahrul Munif beserta 17 mantan narapidana yang turut hadir dalam peninjauannya, bahwa BNPT akan menjembatani para mitra deradikalisasi kepada lembaga negara di tataran pusat.

“Kita akan terus melakukan pendampingan terutama akan menjembatani kepada pihak-pihak pusat. Seperti kementerian lembaga yang mempunyai program program yang mendukung UMKM (Usaha, Mikro Kecil Menengah, red),” lugasnya.

Boy Rafli berharap agar para mitra deradikalisasi dengan di fasilitasi berupa pendampingan kewirausahaan, mampu memberikan stimulus agar lebih berkembang lagi dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Terlebih dalam catatan BNPT, dikatakan Boy Rafli bahwa persentase keberhasilan BNPT dalam melakukan pendampingan kepada para mitra deradikalisasi sudah mencapai angka 70 persen.

“Ditakutkan apabila dilepas langsung, tidak ada pendampingan, maka akan ada masalah baru, yakni masalah psikis,” pungkasnya.