Kepala BNPT: Ancaman Terorisme Nyata, bukan Teori Konspirasi

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Saud Usman Nasution, S.H, M.M. menegaskan bahwa ancaman terorisme adalah bahaya yang nyata, bukan teori konspirasi yang dibuat-buat bersama oleh berbagai kalangan. Hal ini dikatakannya pada “Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Perguruan Tinggi”, hari Selasa (22/09), di Universitas Mulawarman, Samarinda.

“Ancaman terorisme itu bukan teori konspirasi yang dibesar-besarkan. Ini bahaya nyata yang ada di tengah kita,” ujar Saud Usman. Ia menambahkan, ”hal ini mesti ditegaskan, karena belakangan ada propaganda-propaganda semacam ini yang dihembuskan beberapa pihak pendukung teorisme.”

Saud Usman juga menyatakan bahwa di Indonesia, penindakan atas potensi terorisme masih cukup sulit karena dasar hukum terkait terorisme masih minim.

“Kita kesulitan menindak kelompok-kelompok yang secara terang-terangan menunjukkan dukungannya pada ISIS dan kelompok teroris lain, karena di negara ini tidak ada hukumnya untuk menindak perilaku seperti itu,” ungkap Saud Usman.

Belakangan memang dapat dilihat beberapa organisasi yang secara kurang bertanggung jawab mengatasnamakan agama tertentu dan terang-terangan menyatakan mendukung ISIS atau membawa atribut-atribut yang identik dengan ISIS. Hal ini direspon berbagai kalangan, termasuk ulama dan akademisi, yang mengutuk perilaku terorisme dan pengatasnamaan agama untuk tidakan teror.

Namun begitu, pria berkacamata ini mengaku senang kebijakan BNPT selama ini banyak diapresiasi dunia internasional. “Banyak negara lain memuji cara-cara khas BNPT dalam menanggulangi terorisme dengan metode soft approach, memacu partisipasi seluruh masyarakat untuk menangkal paham terorisme,” ungkap pria kelahiran 25 Februari 1958 ini.

BNPT selama ini memang diketahui melakukan langkah-langkah damai dalam menangani ancaman terorisme. Kebijakan yang dilakukan mulai dari dialog dengan berbagai kalangan, menjalin kerjasama dengan berbagai institusi, mengajak partisipasi masyarakat dengan pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di berbagai daerah, sampai perlakuan manusiawi kepada para mantan anggota kelompok teroris.

Acara dialog ini terselenggara dengan kerja sama antara BNPT, Dirjen Dikti Kemenristek, serta pihak akademik Universitas Mulawarman. Dialog semacam ini diselenggarakan secara maraton oleh BNPT, bekerja sama dengan berbagai instansi, untuk menyosialisasikan bahaya paham radikalisme dan terorisme pada berbagai kalangan.

Kegiatan semacam ini sudah digelar di banyak daerah di Indonesia, dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat. Pada kesempatan kali ini, dialog dihadiri lebih dari 300 peserta dari kalangan dosen, guru, mahasiswa, pelajar dan kalangan umum.