New York – Perwakilan Tetap Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bashar Jaafari, menyerahkan sejumlah dokumen yang diklaim Damaskus sebagai bukti bahwa sekelompok teroris siap melancarkan serangan kimia di Provinsi Idlib.
Masih dari dokumen itu, Jaafari menyebut serangan kimia tersebut nantinya akan didesain sedemikian rupa agar Suriah menjadi pihak yang disalahkan.
Pernyataan disampaikan Jaafari dalam sebuah pertemuan di Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (28/8) lalu.
Menurutnya, kelompok militer Jabhat al-Nusra (dianggap grup teror oleh Rusia) dan beberapa ekstremis lainnya siap menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil di Idlib. Setelah nantinya Suriah disalahkan, tambah dia, maka kekuatan militer asing pun akan menjadikan itu sebagai alasan untuk melancarkan invasi.
Seperti dikutip dari kantor berita TASS, Jaafari menyinggung kembali mengenai serangan kimia di Suriah pada April 2017. Saat itu, AS dan sekutunya menyerang sebuah bandara di Suriah usai terjadinya serangan kimia yang menewaskan sekitar 74 warga sipil di Khan Shaikhun.
Jaafari menegaskan Damaskus mengutuk penggunaan senjata kimia, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak bermoral.
Ia menekankan kembali bahwa pemerintah Suriah tidak memiliki senjata kimia dan berkomitmen penuh atas kewajibannya terhadap Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW).
Jika ada serangan seperti yang dilakukan AS pada 2017, Jaafari menyebut Suriah akan menganggapnya sebagai sebuah agresi langsung terhadap PBB serta perdamaian dan keamanan global.