Lampung – Ketua Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme Provinsi Lampung, Ken Setiawan, mengingatkan
semua pihak terkait potensi kekerasan pasca Pemilihan Umum (Pemilu)
2024.
Hal itu ditegaskan Ken saat menjadi narasumber Focus Grup Discussion
(FGD) dengan tema Penguatan Moderasi Beragama dan Ideologi Pancasila
dalam Menanggulangi Paham Radikal dan Terorisme Demi Terciptanya
Situasi Kamtibmas yang Kondusif Pasca Pilpres 2024 di Hotel Kyriad
Bandar Lampung, Rabu (28/2/2024).
Menurutnya, potensi itu terjadi akibat masih adanya sebagian
masyarakat Indonesia terpapar intoleransi, radikalisme, dan anti
Pancasila. Dan ini ini tidak hanya terjadi pada orang biasa.
“Tingginya tingkat pendidikan tidak serta merta menjamin seseorang
bisa kebal terhadap ideologi transnasional, karena banyak dari
cendekiawan dan intelektual yang juga terpapar,” ungkap Ken.
Ken Setiawan mengingatkan bahwa jangan sampai kaum intelektual karena
terkena pemahaman intoleran dan radikal, jadi kehilangan nalar dalam
menyampaikan dukungannya pada Pemilu 2024.
Apabila mulai terpapar, maka seseorang akan mudah kecewa dan tidak
puas terhadap kondisi yang ada, dan meluapkan kebenciannya dengan
kekerasan. Gejala lainnya adalah ia menganggap dirinya dan kelompoknya
sebagai yang paling benar dan menyalahkan lainnya.
“Intoleransi dan radikalisme itu bisa menimpa siapa saja dan tidak
pandang usia, pendidikan dan profesi, pokoknya orang yang terpapar itu
biasanya irasional dan bodoh mendadak seperti dirinya dulu saat
terpapar, pokoknya berasa menjadi panitia seleksi masuk surga,” terang
Ken.
Ia juga menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang belum paham dengan
definisi radikalisme, sehingga banyak yang memvonis orang dengan
ciri-ciri tertentu dengan sebutan radikal.
Ken mengatakan, radikalisme sejatinya adalah sebuah paham yang
menginginkan suatu perubahan sosial politik dengan cara yang keras,
ekstrem dan drastis.
“Mereka yang radikal itu adalah orang yang kecewa, dan jika tidak
terakomodir maka dia memilih jalan pintas berbasis kekerasan,” imbuh
Ken.
Dirinya menyatakan, pasca pemungutan suara Pilpres dan Pileg 2024
memang tidak semua pihak bisa menerima hasil perhitungan sementara,
terutama pihak yang perolehan suaranya tidak sesuai yang diharapkan.
Ken menghimbau agar masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya
bisa bersabar menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU. Kesabaran
dan kedewasaan adalah dua sifat yang diperlukan dalam menyikapi
kondisi pasca pemilu 2024.
“Jangan sampai karena terbawa emosi, kita malah menjadi korban hoax
atau bahkan ikut menjadi pelaku karena juga menyebarkan informasi yang
salah,” tambahnya.
Ken berpesan agar masyarakat bisa cerdas dalam menerima informasi, dan
mengedepankan tabayyun dalam menyikapi berita yang datang.
“Segera laporkan ke aparat bila ada yang terindikasi melakukan
penyebaran hoax dan provokasi. Ini berpotensi menimbulkan konflik.
Sebelum perpecahan terjadi, penyebaran berita bohong harus segera
dicegah dan diselesaikan, supaya situasi aman dan kondusif,” pungkas
Ken Setiawan.
FGD ini dibuks AKBP M. Yamil selaku Kasubdit Tibsos Dit Binmas Polda
Lampung dengan dihadiri Perwakilan Kesbangpol, Kanwil Kemenag, MUI,
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, Pramuka, Organisasi
Senkom, Dai Kamtibmas dan Pokdar Kamtibmas Provinsi Lampung.
Narasumber lain yang hadir adalah Rizki Gunawan, M.Pd.I yang merupakan
Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Raden Intan Lampung.