Lampung Utara – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lampung Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pencegahan Penyebaran Paham Intoleransi dan Radikalisme di Kabupaten Lampung Utara” di Pondok Pesantren Daarul Khair, Sabtu (23/8/2025).
Dalam kegiatan ini, hadir Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center sekaligus mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII), yang berbagi pengalaman dan pemahaman terkait bahaya radikalisme.
Ken menegaskan bahwa intoleransi dan radikalisme ibarat virus yang bisa menjangkiti siapa saja, tanpa memandang usia, latar belakang pendidikan, maupun profesi. Ia menilai, salah satu pemicu utamanya adalah pemahaman agama yang keliru karena belajar dari guru yang tidak tepat.
“Paham radikal biasanya lahir dari kekecewaan dan pemahaman agama yang salah. Karena itu, pencegahan harus dimulai sejak dini, lewat literasi, keterbukaan, dan dialog lintas iman,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ken menyebut Pancasila sebagai “vaksin” paling ampuh untuk menangkal paham radikal. Ia menekankan pentingnya memahami makna terdalam dari sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Sila pertama bukan hanya pengakuan akan Tuhan, tetapi juga ikrar cinta kita kepada-Nya dan kepada tanah air Indonesia. Jika kita setia pada sila pertama, maka secara otomatis kita akan melahirkan sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” ungkapnya.
Ken juga menegaskan bahwa perbedaan di Indonesia adalah takdir sekaligus rahmat untuk saling mengenal dan bekerja sama dalam kebaikan.
“Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang. Maka kita, sebagai hamba, juga harus belajar mengasihi dan menyayangi sesama manusia,” tambahnya.
Menurut Ken, pemahaman berjenjang atas Pancasila akan melahirkan nilai persatuan (sila ketiga), ruang musyawarah (sila keempat), hingga puncaknya mewujudkan sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Kalau masyarakat, aparat, hingga pejabat benar-benar menghayati sila pertama sampai keempat, maka kita akan sampai pada sila kelima sebagai bonus: keadilan sosial,” tuturnya.
FGD ini dihadiri beragam elemen masyarakat, mulai dari tokoh lintas agama, Forkopimda Lampung Utara, akademisi, hingga mahasiswa. Kehadiran mereka mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga kerukunan, keamanan, dan persatuan bangsa.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!