Jakarta -Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi telah memerintahkan perwakilannya untuk segera menelusuri dugaan keberadaan warga negara Indonesia dalam organisasi teroris yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, di Yaman.
Perintah itu sebagai respons atas tayangan sebuah video amatir yang diunggah di akun Twitter, @Natsecjeff.
“Ibu Menlu sudah menginstruksikan perwakilan kita yang meng-cover Yaman untuk melakukan langkah-langkah pengecekan keabsahan dokumen tersebut untuk selanjutnya di-crosscheck dengan data kependudukan/imigrasi kita,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Senin (31/8/2020).
Dalam video tersebut terlihat sebuat kartu tanda penduduk (KTP) Indonesia dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dan beberapa lembar uang dalam mata uang rupiah ditemukan oleh kelompok Houthi saat melakukan penggerebekan di markas ISIS di Al Bayda, Yaman.
Hingga berita ini dibuat, belum ada keterangan resmi dari pemerintah Yaman dan kelompok Houthi mengenai dokumen KTP dan keberadaan WNI dalam KTP tersebut.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran, Pemerintah Daerah Mojokerto telah mengeluarkan surat keterangan yang menyatakan bahwa orang tersebut adalah benar-benar bukan penduduk Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Warga setempat, yang mengaku bernama Indra, saat dihubungi mengatakan bahwa ia tidak mengenal pria di lingkungannya yang namanya ada di KTP tersebut.
“Saya tidak pernah dengar namanya di Jalan Basket ini Mas. Situasi di sini aman-aman saja Mas, tidak ada yang bicarakan hal itu,” kata Indra.
KTP Indonesia dan beberapa lembar uang Rupiah ditemukan oleh Kelompok Houthi saat melakukan pengerebakan sebuah markas ISIS di Al Bayda, Yaman. Pada Maret 2019, benteng-benteng terakhir ISIS dihancurkan di Irak dan Suriah.
Namun kepala unit kontra terorisme PBB, Vladimir Voronkov, mengatakan ada lebih dari 10.000 petempur ISIS yang masih aktif di dua negara tersebut. Voronkov juga menyebut ribuan telah pindah dan bergabung dengan grup afiliasi kelompok itu di berbagai penjuru dunia.