Jakarta – Ketua Bidang ASE Komisi Informasi NTB, Suaeb Qury, mengajak santri untuk mampu mencegah terjadinya intoleransi di media sosial. Ujaran kebencian dan intoleransi kerap muncul menjelang penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Dari embrio santri, kita bisa mewarnai keberagaman dengan nilai-nilai toleransi” kata Suaeb Qury.
Hal tersebut diungkapkan oleh Suaeb dalam diskusi bertema “Toleransi Dalam Pemilu” yang diselenggarakan oleh DJIKP KEMKOMINFO RI dan DPR RI di Hotel Golden Palace, Mataram Selasa (26/9).
Maka dari itu, menurut Suaeb masyarakat harus menjadi garda terdepan untuk menciptakan pemilu yang damai dan menjunjung tinggi nilai toleransi.
“Dalam kemajuan teknologi ini, pemilu damai harus tetap menjadi gagasan utama ditengah banyaknya ujaran intoleran yang berkembang di sosial media,” katanya.
Sebelum mulainya diskusi tersebut terdapat pagelaran kesenian khas Lombok yaitu kesenian Peresean.
Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan dan perisai kulit kerbau yang tebal dan keras
Tradisi itu dilakukan oleh Masyarakat Adat Sasak di Lombok, NTB. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu, sedangkan wasitnya disebut pakembar.