Jakarta – Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan menggelar kegiatan penguatan moderasi beragama dengan peserta para guru lintas agama.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Kaeroni di Makassar, Selasa, mengatakan kegiatan moderasi beragama yang digelar selama tiga hari itu merupakan yang pertama dengan peserta guru lintas agama.
“Ini pertama kalinya Bidang PAIS menggelar kegiatan dengan menghadirkan 50 orang guru lintas agama se-Sulawesi Selatan sebagai peserta dan ini sangat baik,” ujar Kaeroni dalam keterangannya, Selasa (16/5).
Menurut dia, gagasan untuk menghadirkan guru lintas agama sebagai peserta pada kegiatan ini adalah cerminan dan manifestasi dari moderasi beragama yang sesungguhnya, yang toleran dan mau bekerjansama dengan orang lain tanpa memandang suku, ras dan agamanya.
Khaeroni dalam arahannya menegaskan bahwa moderasi beragama bukan moderasi agama, karena sesungguhnya, agama itu telah moderat.
“Agama itu sudah moderat, penuh rahman dan rahim, penuh silaturrahim. Dalam ajaran Kristen dan agama lainnya ada ajaran kasih. Semua agama moderat, namun pemeluknya saja ada yang belum moderat,” kata dia.
Olehnya itu, Khaeroni mengimbau kepada seluruh peserta agar menyikapi perbedaan itu sebagai rahmat, karena manusia memang ditakdirkan hidup dalam lingkungan yang heterogen, dengan latar belakang suku, agama dan adat budaya yang berbeda-beda.
Ia menerangkan bahwa dalam hidup bermasyarakat dan bernegara dibutuhkan keteraturan, serta adanya aturan atau undang-undang yang mengikat, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
“Kesetiaan terhadap NKRI, Pancasila dan UUD 45 adalah salah satu indikator moderasi beragama. Patuhilah aturan-aturan dalam konstitusi kita. Aturan buatan manusia saja jika tidak dipatuhi bisa menimbulkan kekacauan, apalagi jika melanggar aturan Tuhan. Coba anda langgar lampu merah, pasti kacau kan,” tutur Khaeroni.