Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) RI bersama Polda Metro Jaya
berkomitmen untuk memperkuat moderasi beragama guna menciptakan
Indonesia yang damai dan tanpa keributan perbedaan kepercayaan.
Penguatan itu, dilakukan Kemenag-Polri melalui ‘pelatihan atau
training of trainers (TOT) tentang teknologi informasi dan pelatihan
penggerak penguatan moderasi beragama’ terhadap para perwira ditingkat
kepolisian.
“Ini adalah kegiatan pertama kali yg dilakukan oleh Kemenag yang
melibatkan kelembagaan khususnya Polri terutama Polda Metro. Oleh
karena itu kami bersama Polda Metro Jaya bekerja sama untuk memberikan
paham intoleran, dan ini akan menjadi program role model atau
percontohan implementasi tentang umat beragama,” ucap Kepala Badan
Litbang dan Diklat Kemenag RI Suyitno di Tangerang Selatan, Senin
(3/6).
Ia menyebutkan, pelatihan yang menitikberatkan antar institusi ini
dianggap penting sebagai langkah terdepan dalam upaya memperkuat
moderasi beragama di Indonesia.
Dimana, katanya, sebagai negara besar yang tingkat pluralisasi atau
banyak macam agama harus ditangani oleh tangan dingin. Maka, peran
Polri memiliki peranan penting dan strategis untuk memperkuat moderasi
beragama tersebut.
“Paling penting, tidak sebagai di internal Polri, tetapi juga
Masyarakat umumnya, di situ juga Polri sangat memiliki tugas yang
beririsan dengan melakukan pengawalan di tengah masyarakat,” katanya.
Ia juga menekankan pelatihan bersama institusi keamanan ini akan
menjadi program yang berkelanjutan. Sebab, sasaran implementasinya
sangat besar dan lebih efektif dalam menjaga atau menguatkan
intoleransi, menguatkan kebangsaan serta menguatkan budaya di
Indonesia.
Sementara itu, Kabiro SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo
menyampaikan pelatihan dalam memperkuat moderasi beragama ini
merupakan bagian dari peningkatan kompetensi untuk mewujudkan sumber
daya manusia (SDM) unggul di internal Polri.
“Sehingga nantinya Polri muncul sesuai role model beragama, mulai
dalam kehidupan di keluarga di lingkungan kerja sampaikan kemudian ke
masyarakat umum,” ujarnya.
Selain itu, dikatakan Kombes Langgeng, pemahaman moderasi beragama ini
adalah untuk mewujudkan Polri yang hadir di masyarakat lebih adil dan
bijaksana.
“Dalam arti orang yang bisa menghormati perbedaan. Perbedaan ini lahir
sebagai satu derajat kesamaan apa lagi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Jadi Polri akan hadir untuk memberikan keadilan secara
bijaksana,” kata dia.