Sentul – Konseling dan diskusi permberdayaan dukungan keluarga bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tindak pidana terorisme yang berada di Lapas kelas IIA Sentul, diberikan kepada para keluarga pada hari kedua kegiatan Fasilitasi Komunikasi Keluarga Narapidana Terorisme (Napiter), Kamis (28/11/2019). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sub Direktorat Bina Lapas Khusus Terorisme (Binlapsuster) Direktorat Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sehari sebelumnya, para keluarga diajak ke Lapas Sentul untuk bertemu kangen dengan sanak keluarganya yang tengah ‘mondok’. Tidak hanya temu kangen, kegiatan itu juga diisi dengan penguatan psikologi WBP dan keluarga, juga lomba menggambar buat anak-anak.
Kegiatan hari kedua hanya diikuti para keluarga dan anak-anak berlangsung di Hotel Neo, Sentul City. Pada sesi pertama pagi, para keluarga diberikan konseling dengan menghadirkan tim psikologi dari Universitas Indonesia. Sementara para anak-anak diajak bermain di ruang terbuka diawali dengan berjalan beriringan (bermain kereta api) ke tempat bermain. Mereka kemudian diajak senam gembira, diikuti bermain membuat boneka dari kaos kaki, dan membentuk lilin menjadi berbagai benda.
Pada sesi kedua, dilakukan diskusi interaktif terkait pemberdayaan dan dukungan bagi keluarga WBP tidak pidana terorisme. Diskusi ini dipandu Dr. Tati Hartimah, MA (dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah). Di sesi ini semua keluarga WBP diminta untuk menyuarakan pendapatkan tentang pola pembinaan WBP di Lapas Sentul. Mereka juga diminta untuk mengungkapkan harapannya setelah nanti keluarganya yang masih berstatus WBP kembali ke masyarakat.
Selain itu, Tati Hartimah juga memaparkan cara mendidik anak dari tiga elemen yaitu keluarga, sekolah, dan lingkungan. Menurutnya, keluarga harus mengetahui cara-cara mendidik itu, agar anak bisa tumbuh kembang secara baik.
Kemudian pada sesi ketiga, giliran Ir. Hisworo Ramdani, M.Si dari Pusat Kajian Holtikura Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan materi kewirausahaan. Pada sesi ini, Hisworo banyak memaparkan peluang usaha mikro kecil yang mungkin nanti bisa dikembangkan keluarga dan para WBP Napiter bila sudah keluar dari Lapas Sentul.
“Sangat banyak peluang usaha yang bisa dikembangkan. Pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Tidak hanya itu, juga banyak peluang usaha pengolahan pangan. Intinya pertama coba perhatikan berbagai benda yang bisa diolah di sekitar Anda,” kata Hisworo.
Sejauh ini, Ia mengaku telah mengajarkan peluang usaha ini kepada para WBP Napiter di Lapas Sentul. Namun ia menyambut positif bila keluarga juga dibekali pengetahuan peluang usaha ini. Ia mencontohkan salah seorang mantan WBP yang pernah ia didik berwirausaha, kini cukup berhasil dengan usaha kecilnya dengan membuat makanan olahan dari buah-buahan.
“Hasilnya dia mampu melebihi ekspektasi saya dengan kemasan yang lebih canggih, dan produk buah olahannya juga enak. Itu tergantung kreativitas masing-masing orang. Yang penting jeli dan kreatif memanfatkan peluang,” terang Hisworo.
Sesi terakhir, seluruh keluarga diajak untuk membuat surat cinta sebagai motivasi untuk suami/anak yang berada di Lapas Sentul.