Kelompok Teroris Ubah Strategi Dalam Menyebarkan Radikalisme dan Terorisme

Kelompok Teroris Ubah Strategi Dalam Menyebarkan Radikalisme dan Terorisme

Jakarta – Kelompok terorisme mengubah strategi dalam menyebarkan
radikalisme dan terorisme. Saat ini, penyebaran faham tersebut
dilakukan melalui media sosial seperti YouTube dan media sosia lainnya

“Sumpah baiatnya pun dilakukan mereka melalui media sosial,” kata
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Brigjen Pol R. Achmad Nurwakhid dikutip dari rri.co.id, Sabtu
(7/9/2024).

Nurwakhid menjelaskan, strategi yang digunakan kelompok teroris ini
karena aksinya tersudut dan diketahui aparat keamanan. Ditambah lagi,
banyak pelaku terorisme ini ditangkap.

“Kemudian mereka merekrut anak-anak maupun perempuan,” ujarnya.
Nurwakhid mengataka, direkrutnya anak-anak dan perempuan ini karena
mereka rentan.

Seperti, untuk anak-anak masih dalam masa pertumbuhan. “Anak-anak ini
masih dalam mencari jati diri, emotional controlnya belum stabil
termasuk perempuan,” ucapnya.

Menurutnya, orang tua yang mempunyai peran besar dalam melindungi
anak-anak dan perempuan dari paparan radikalisme. Selain itu, kata
dia, lingkungan juga harus menunjang agar anak-anak dan perempuan dari
faham radikalisme ini.

“Yang paling bagus adalah menguatkan diri dalam menggunakan gadget
dengan lebih bijak,” katanya. Di sisi lain, Nurwakhid menyampaikan
setidaknya ada tiga faham radikalisme saat ini.

Seperti, radikaisme kanan yang mengatasnamakan agama. Radikalimse kiri
yang mengatasnamakan komunisme, marxisme da lenisme.

Kemudian, radikalisme mengatasnamakan liberalisme dan kapitalisme.
“Kalau bicara yang paling bahaya adalah yang mengatasnamakan agama,”
katanya.

Menurutnya, radikalisme atas nama agama telah menjadi keyakinan.
Sehingga, ketika BNPT melakukan deradikalisasi membutuhkan pendekatan
yang komprehensif.

“Tidak hanya pendekatan logika atau brainwash. Tetapi juga pendekatan
spiritual,” pungkasnya.