Bandar Lampung – Dakwah Islam di Indonesia pada dasarnya secara historis sangat damai, melalui modus penyebaran Islam (Islamisasi), hal itu diungkapkan oleh Kelompok Ahli BNPT, Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A “Penyebaran pertama secara besar-besaran dimulai pertengahan abad ke 12 sampai 13. Terjadi masifikasi dengan cara damai”, saat menjadi narasumber pada Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus Dalam Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme di Universitas Negeri Lampung.
Islam dibawa oleh Wali Songo, berdakwah dalam penganutan Islam secara bersangsur-angsur dan terjadi akomodasi lembaga lokal dan tradisi lokal yang dijadikan sebagai tempat dan pengamalan Islam. Maka, Islam melekat dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, budaya, dan lainnya.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menyampaikan bahwa dakwah sekarang sejatinya berorientasi kepada penguatan ekonomi umat. Dan pesantren bisa dijadikan sebagai pusat pengembangan ekonomi umat.
Menurut Azyumardi Azra, dakwah berkembang cepat di era modern kini. “Metode dakwah sangat cepat, mulai dakwah bil lisan, bil hal (contoh teladan, perbuatan, dan action), hingga melalui media social, sosial messenger dan online ”. Diperlukan pendidikan literasi melalui media elektronik dan sosial agar metode dakwah terus berkembang di jaman globalisasi ini. Perlu kedewasaan dalam menyikapi informasi yang didapat, jangan cepat terpengaruh dan harus selalu tabayyun.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor 3 UNILA, Prof. Dr. H. Aom Karomani, M.Si mengajak semua elemen masyarakat khususnya mahasiswa untuk mengikuti pelibatan lembaga dakwah kampus, agar senantiasa meningkatkan ketahanan diri dan deteksi diri melalui kepedulian llingkungan, bahwa terroisme adalah gerakan berbahaya. Pelaku setiap saat ada dan mungkin ada di sekitar lingkungan kampus.