Damaskus – Kantor Perwakilan PBB di Suriah mengkonfirmasi kelompok teroris Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) yang berafiliasi al-Qaeda di Suriah menghalangi masuknya bantuan untuk korban gempa bumi.
Bantuan dari pemerintah Suriah di Damaskus dilarang masuk Provinsi Idlib yang dikuasai kelompok bersenjata proksi asing, termasuk Turki. PBB tadinya memediasi usaha masuknya bantuan gempa dari pemerintah Damaskus untuk rakyatnya di Idlib.
Seorang juru bicara kantor bantuan kemanusiaan PBB mengatakan kepada kantor berita Reuters, Minggu (12/2), ada masalah terkait persetujuan oleh HTS yang mengontrol wilayah Idlib.
Ketika gempa pertama kali melanda, pemerintah Damaskus segera mengumumkan kesiapannya untuk mengirimkan bantuan kepada para korban di Greater Idlib.
Wilayah ini secara de facto berada di bawah kendali HTS dan beberapa kelompok teroris lainnya, termasuk diduduki pasukan Turki.
Menurut Reuters, sumber HTS di Greater Idlib mengatakan kelompok teroris itu tidak akan mengizinkan pengiriman apa pun dari bagian Suriah yang dikuasai pemerintah.
Bantuan hanya akan datang dari jalur Turki ke wilayah barat laut.
“Turki telah membuka semua jalan dan kami tidak akan membiarkan rezim memanfaatkan situasi untuk menunjukkan mereka membantu,” kata sumber itu.
Uni Emirat Arab, yang telah mengirimkan banyak bantuan kemanusiaan ke bagian-bagian yang dikuasai pemerintah yang terkena dampak di Suriah berusaha turut menengahi.
Aktivis pro-pemerintah Suriah mengatakan HTS meminta uang untuk mengizinkan bantuan ke Idlib Raya. Namun, ini masih harus dikonfirmasi. PBB telah mengirim dua konvoi bantuan dari Turki ke Idlib Raya melalui persimpangan Bab al-Hawa.
Namun demikian, lebih banyak lagi yang dapat dilakukan untuk membantu para korban di wilayah tersebut jika HTS mengizinkan bantuan dikirim langsung dari wilayah terdekat yang dikuasai pemerintah.
Ratusan dari sekitar 30.000 orang yang kehilangan nyawa dalam gempa Turki-Suriah tinggal di Idlib Raya. Sebagian besar korban berada di bagian utara dan timur kawasan itu.