Raqqa – Setelah terbirit-birit saat kota Mosul (Irak) direbut pasukan Irak, kini ISIS tinggal menghitung hari untuk meninggalkan Raqqa (Suriah). Mosul dan Raqqa adalah dua kota yang menjadi pusat basis dan kendali ISIS.
ISIS dilaporkan akan keluar dari Raqqa dan merelokasi markasnya setelah negosiasi dengan pejabat dan suku setempat. Dalam beberapa waktu terakhir, ISIS semakin terjepit di Raqqa. Saat ini, pasukan yang didukung AS menuju kota tersebut untuk melakukan penyerbuan.
Juru Bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Talal Silo seperti dikutip dari ‘Aljazirah’, Minggu (15/10/2017) mengatakan, pejuang asing ISIS akan dibuat untuk menyerah atau mati. Namun dia tak menyebutkan kapan soal evakuasi militan Suriah. Sebuah koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS di Suriah dan Irak secara khusus mengesampingkan keluarnya militan asing tersebut.
Mereka juga memperingatkan dan menentang kesepakatan yang memungkinkan anggota ISIS keluar dengan selamat tanpa menghadapi peradilan hukum. Namun anggota Dewan Sipil Raqqa, Omar Alloush mengatakan, evakuasi yang dilakukan ISIS tersebut mencakup militan asing. “Ini akan berlangsung semalam sampai Ahad,” katanya.
Militan ISIS membawa sekitar 400 warga sipil sebagai perisai manusia. “Bagi para komandan SDF, apakah militan asing pergi dalam beberapa jam mendatang atau tidak, mereka yakin bisa mengontrol penuh Kota Raqqa hanya beberapa jam lagi,” kata Hashem Ahelbarra, wartawan Aljazirah dari Antakya, di Turki dekat perbatasan Suriah.
Kekalahan terakhir ISIS di Raqqa akan menjadi tonggak sejarah dalam upaya menghancurkan gerakan yang diumumkan ISIS pada 2014 di Suriah dan Irak. Kelompok tersebut menguasai Raqqa pada 2014, kota pertama yang berada di bawah kendalinya. Raqqa menjadi identik dengan pelanggaran terburuk ISIS, dan terkenal sebagai pusat perencanaan serangan teroris ke luar negeri.