Jakarta – Mabes Polri masih berupaya menangkap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Polisi tidak segan mengambil tindakan tegas pada 14 anggota kelompok teror yang beroperasi di Sulawesi Tengah itu.
“Ketika di lapangan mereka mengancam nyawa petugas dan masyarakat, kami miliki tindakan hard approach walaupun akibatnya mematikan. Itu memang aturannya,” kata Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, seperti dikutip beritasatu.com, Kamis (7/2).
Upaya penindakan tegas dan terukur itu bersifat situasional apabila anggota terdesak. Meski begitu polisi tetap berharap bisa menangkap dan melakukan proses hukum terhadap mereka.
“Kejar terus. Hard approach sangat ditentukan di lapangan. Itu sangat tergantung ancaman seketika. Ali Kalora dkk itu pelaku kriminal,” tegasnya.
Baca juga : Ratusan Anggota ISIS Masih Bercokol di Filipina
Polisi sebelumnya telah menghimbau ke 14 tersangka itu ntuk menyerahkan diri dan akan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. Namun himbauan itu tidak berbuah manis.
Mereka diperkirakan bergerak dalam formasi kecil sebanyak 4 atau 5 orang. Para buron itu, antara lain, adalah Ali Kalora alias Ali Ahmad, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar asal Poso, Qatar alias Farel asal Bima NTB, Nae alias Galuh asal Bima NTB, Basir alias Romzi asal Bima NTB, Abu Alim, dan Kholid asal Bima NTB.
Kelompok ini berulah dengan memutilasi penambang emas tradisional di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong yang bertetangga dengan Poso.
Jenazah Ronal yang dipenggal kepalanya itu ditemukan Minggu (30/12) sekitar pukul 11.00 WITA.
Tidak berhenti dengan membunuh Ronal, saat polisi mengevakuasi jenazah Ronal mereka juga menyerang. Anggota Resmob Satgas 3 Tinombala Bripka Andrew Maha Putra dan anggota Sat Intelkam Polres Parigi Moutong Bripda Baso terluka tembak.