Mosul – Seorang perempuan mantan budak seks ISIS yang berhasil melarikan diri dari cengkraman milisi pejuang ISIS menceritakan betapa kejam dan tak berprikemanusiaan perlakuan yang diterimanya. Farida, nama perempuan itu, menceritakan selama dua tahun dalam tawanan, ia diperjual belikan layaknya binatang, dijadikan pemuas nafsu para milisi ISIS.
Harian Mirror, yang dikutip oleh Kompas.com, Selasa (28/0-3/17), melaporkan, Farida berhasil melarikan diri dari tawanan setelah militer Irak berhasil menekan pemberontak ISIS di kota Mosul. Ia memanfaatkan peluang melarikan diri ke arah tentara Irak yang sedang mengepung para milisi tersebut.
Menurut farida, istri dari milisi ISIS yang menawannya juga merasakan ketakutan. Ia menyebut perempuan itu juga ingin melarikan diri. Hal inilah yang membuatnya bersedia bekerjasama untuk merencanakan pelarian.
Menurut penuturan farida, ia bersama wanita tersebut berhasil melarikan diri setelah berhasil melakukan komunikasi dengan tentara Irak yang sedang mengepung kota Mosul. Dalam komunikasinya, ia memberitahukan posisi mereka.
“Kami bersembunyi selama depalan hari, sehingga orang-orang berpikir kami telah mati di dalam mobil terkena serangan,” kenang Farida yang kini telah kembali berkumpul dengan keluargannya di wilayah Kurdi.
Farida menceritakan bahwa ia telah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan kehormatannya, namun ia dipukuli dan diperlakukan layaknya binatang. Ia dijual kepada sesama milisi ISIS di pasar gelap, hingga akhirnya ia menemukan peluang untuk melarikan diri.
Selain Farida, terdapat wanita lain bernama Wehda yang juga mengalami penyiksaan serupa. Ia ditangkap kemudian dijadikan budak seks oleh kelompok ISIS. Wehda, yang telah berkeluarga, menceritakan bahwa selain dirinya, anaknya yang juga turut serta diculik kemudian dijadikan mortir untuk bom bunuh diri. Anaknya sempat dilatih berperang, namun syukurlah anaknya hingga kini masih selamat dan dapat berkumpul kembali dengannya.
Sampai berita ini diturunkan, diperkirakan masih ada sekitar 3000 perempuan Yazidi yang menjadi tawanan kelompok ISIS di kota Mosul. Hingga kini pertempuran masih berlangsung di kota Mosul dan para tawanan menunggu waktu dan peluang untuk melarikan diri dari cengkraman kelompok milisi ISIS.