Kairo – kekejaman dan kekejian kelompok teroris yang menamakan diri sebagai Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) kembali menuai korban ratusan jiwa tak berdosa. Tidak kurang dari 305 jamaah yang baru saja selesai melaksanakan ibadah sholat jum’at meninggal akibat ledakan bom yang mereka hantamkan ke masjid Al-Rawdah di desa Sinai, Mesir.
Sebelum meledakkan masjid Al-Rawdah, menurut beberapa sumber yang terpercaya, ISIS sempat memperingatkan penduduk desa sebelum menyerang masjid. Pihak ISIS meminta kepada penduduk untuk tidak bekerjasama dengan pihak keamanan. Kelompok radikal teroris ISIS juga meminta warga untuk menghentikan ritual yang berkaitan dengan kelompok sufi.
Peringatan terakhir datang seminggu sebelum terjadinya peledakan. Kelompok teroris ISIS mengatakan kepada warga desa agar tidak mengadakan ritual Sufi pada 20-30 November untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal itu dikatakan warga dan pejabat yang bekerja untuk keamanan dan intelijen militer yang beroperasi di Sinai.
Operator lokal afiliasi di Sinai menganggap sufi sebagai bid’ah yang harus dibunuh. Ahli pemberontakan Ahmed Sagr mengatakan militan secara terbuka telah mengidentifikasi masjid tersebut, yang juga berfungsi sebagai pusat sufi, sebagai target bulan lalu.
“Pemilihan masjid Al-Rawdah sebagai target menimbulkan pertanyaan tentang mereka yang membaca, menganalisa dan mengantisipasi di badan keamanan kami, dan apakah ada yang bisa dilakukan untuk mencegah kengerian yang tak terhitung jumlahnya,” tulis Saqr di akun facebooknya seperti dikutip dari ABCnews.go, yang diambil dari laman sindonews.com, Senin (27/11/2017).
Seorang mahasiswa dari desa tersebut, Mohammed Ibrahim, mengatakan kelompok teroris telah memperingatkan warga beberapa hari sebelum serangan jumat untuk tidak berkolaborasi dengan pasukan keamanan. Peringatan tersebut menyusul penahanan tiga tersangka teroris oleh penduduk desa tiga pekan lalu yang kemudian diserahkan ke pasukan keamanan.
“Kelompok teroris juga membagikan selebaran beberapa kali untuk meminta penduduk desa agar tidak bekerja sama dengan pasukan keamanan dan meninggalkan tasawuf,” katanya.
Seorang penduduk Al-Rawdah lainya, Mohammed Darwish, mengatakan kelompok teroris menyerbu rumah pimpinan suku desa Sheikh Hussein al-Jerirr dua kali tahun ini.
“Mereka mengancam untuk tidak mengadakan pertemuan sufi, dan pekan lalu, mereka naik sepeda motor dan meminta warga untuk tidak ikut serta dalam ritual sufi,” ungkap Darwish.
Menurut angka resmi sebanyak 305 orang, termasuk 27 anak, tewas dalam salah satu serangan paling mematikan oleh kelompok teroris dalam sejarah modern Mesir. Serangan ini juga menyebabkan 128 orang terluka.