Jakarta – Kelompok teroris internasional ISIS dilaporkan kehilangan banyak wilayah kekuasaan, hal ini jelas membuat kelompok itu panik. Data yang dikeluarkan oleh Analis Keamanan dan Pertahanan (IHS) menunjukkan bahwa ISIS telah kehilangan seperempat lebih total wilayah kekuasaan.
Dikutip dari BBC, Senin (10/10/2016), ISIS telah kehilangan 28% wilayah kekuasaan. “Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, wilayah yang dikuasai ISIS turun dari 78.000 kilometer per segi menjadi 65.500 kilometer per segi atau setara dengan ukuran Sri Lanka,” ujar salah seorang analis IHS.
Meski demikian, IHS juga mencatat bahwa laju penurunan wilayah kekuasaan pada tiga bulan terakhir. Ini ditengarai sebagai akibat dari kebijakan Rusia yang mengurangi serangan udaranya di wilayah ISIS. IHS menyebut pihak Rusia sengaja mengurangi intensitas serangan ke wilayah ISIS, ini tampak dari data yang mereka temukan, di mana target serangan Rusia ke wilayah ISIS berkurang dari 26% di awal tahun menjadi hanya 17% saat ini.
Pihak Rusia sendiri, melalui presidennya Vladimir Putin, menyatakan bahwa pihaknya tetap fokus melawan terorisme. Hal ini ditanggapi dingin oleh kepala analis IHS di Rusia, Alex Kokcharov.
“September lalu, Presiden (Rusia Vladimir) Putin menyampaikan misi Rusia untuk memerangi terorisme internasional dan khususnya ISIS. Data kami menunjukkan bahwa itu tidak terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, kelompok ISIS mulai kelihatan begitu panik atas berkurangnya wilayah kekuasaan mereka. Ditambah lagi dengan banyaknya pengikut ISIS yang membelot dan berusaha kabur. ISIS sempat menerapkan hukuman mati kepada pengikutnya yang tidak setia, namun hukuman itu sepertinya tidak menyurutkan keinginan pengikutnya untuk kabur. Terbaru, ISIS ‘melunak’ dengan memberikan hadiah tiga gadis sebagai budak seks kepada masing-masing pengikutnya yang setia (lihat: Biadab isis gunakan perempuan hadiah seks anggotanya )