Sekolah seharusnya menjadi ujung tombok pencegahan faham radikal sekaligus ujung tombak menanamkan sikap toleransi, penghargaan terhadap keberagaman dan perbedaan sekaligus menguatkan nasionalisme. Hal ini menjadi titik tolak pentingnya sekolah menjadi bagian dari program pencegahan faham radikal terorisme, terutama faham ISIS.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPP AGPAII) mengadakan kegiatan pencegahan faham ISIS dikalangan pelajar dan masyarakat se Sulawesi Tengah di Kota Palu 31 Juli 2015 ini.
“Kegiatan ini diikuti oleh 200 orang peserta dari 40 sekolah se Sulawesi Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan bahaya faham radikal terorisme khususnya faham ISIS. Selain kita melihat posisi strategis sekolah sebagai lembaga yang akan menyemai nilai-nilai kedamaian dalam jiwa peserta didik, sehingga sekolah perlu dibekali dengan pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin, sekaligus memiliki kemampuan deteksi dini pencegahan faham radikal terorisme,” kata Drs. Hamidi, Direktur Pencegahan Deputi I BNPT.
Selain itu, kelompok garis keras menyasar siswa untuk direkrut sebagai anggotanya yang menyusup melalui berbagai kegiatan di sekolah. Karena itu menjadi penting memebekali sekolah dengan deteksi dini pencegahan faham radikal terorisme. “Guru memiliki kesempatan untuk menanamkan nilai Islam moderat, jiwa nasionalisme dan kebangsaan kepada peserta didik. Ini dilakukan dilakukan dengan penguatan kapasitas guru pengelolaan kegiatan OSIS, ROHIS di sekolah,” tambah Mahnan Marbawi, Sekjen DPP AGPAII sekaligus koordinator program.