Jakarta – Terjadi baku tembak selama setengah jam di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, Lebanon pada Rabu (5/7).
Seorang warga yang bekerja di pom bensin dekat lokasi tembakan bernama Joe Abdo mengaku mendengar 15 hingga 20 tembakan.
“Kami berlari ke sini untuk melihat apa yang terjadi dan tiba-tiba, tentara mencegah kami mendekat,” ujarnya, seperti dimuat Associated Press.
Seorang pejabat keamanan Lebanon dan dua pejabat kehakiman yang mengetahui kasus tersebut mengatakan bahwa pelakunya tunggal dan identitasnya masih belum diketahui.
Tetapi pria itu diduga berasal dari Kota Majdal Anjar di perbatasan timur Lebanon dekat Suriah.
“Militer menggerebek Majdal Anjar dan Suweiri di dekatnya. Namun tidak menemukan pria bersenjata lain atau bukti kemungkinan adanya sel ekstremis,” ungkap pejabat anonim tersebut.
Belum ada motif yang jelas mengenai serangan itu. Media Lebanon mempublikasikan foto-foto yang menunjukkan pelaku berlumuran darah mengenakan rompi hitam dengan tulisan “ISIS” dalam bahasa Arab dan inisial bahasa Inggris “I” dan “S”.
Pelaku berhasil diamankan setelah ditembak di bagian perut dan kaki. Saat ini dia dibawa ke rumah sakit militer di Beirut.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang penjaga keamanan kedutaan terluka dalam serangan itu.
“Sehubungan dengan privasinya, kami tidak bisa mengatakan lebih banyak, tapi kami berharap dia pulih sepenuhnya,” kata juru bicara tersebut.