Bogor – Nadhliyin atau warga Nahdlatul Ulama wajib kedepankan politik
ihsan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres)
2024 mendatang. Hal itu dikatakan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama (PWNU) DKI Jakarta Dr KH Samsul Ma’arif usai Muskerwil ke 3,
PWNU DKI Jakarta di Villa Bukit Vinus Caringin Bogor Jawa Barat, 27-28
November 2023.
“Politik ihsan adalah praktik politik kebaikan di atas rata-rata,
menjadikan Pemilu dan Pilpres sebagai ikhtiar untuk memilih pemimpin
yang jujur, amanah, aspiratif dan cerdas serta lewat proses
penyelenggaraan yang jujur, adil tanpa kecurangan,” ujar Samsul.
“Ikhtiar mewujudkan pemilu yang berkwalitas dan bermartabat adalah
bagian dari politik kebangsaan, dan salah satu bentuk tanggung
jawabnya adalah mewujudkan penyelenggaraan pemilu legislatif dan
pilpres berkwalitas dan bermartabat,” imbuhnya.
Menurut alumni Pesantren Tebuireng, Jombang ini, warga nahdliyin
jangan hanya berada di Politik Ma’ruf yakni sekadar ikut memilih
sesuai dengan apa yang diinginkan serta Pemilu dan Pilpres bisa
dilaksanakan dengan lancar. Tapi Pemilu dan Pilpres sudah harus berada
di peringkat utama yakni Politik Ihsan. Apalagi berada di wilayah
politik mungkar, yaitu politik jahat, nakal dan penuh kecurangan dan
kita membiarkan itu semua, itu bukan nahdliyin.
“Kita harus menjadi teladan dalam Pileg dan Pilpres. Keteladanan dalam
kehidupan selalu dibutuhkan sepanjang masa, termasuk keteladanan dalam
berpolitik. NU sebagai perkumpulan keagamaan dan perkumpulan
kemasyarakatan terbesar di Indonesia mempunyai tanggung jawab dalam
perjalanan proses demokrasi, terutama dalam penyelenggaraan pemilu
legsilatif dan pilpres tahun 2024,” ujar Doktor dari Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini
Ia menilai, demokrasi melalui pemilu legsiatif dan pilpres adalah
sarana untuk mendapatkan pemimpin. Apalagi memilih pemimpin (nashbul
imamah) dalam pandangan Islam, adalah kwajiban kita semua.
“Jika kita menginginkan bangsa ini besar dan maju, maka syarat utama
adalah mempunyai pemimpin yang betul-betul berkwalitas, baik
kapabilitas maupun integritasnya. Pemimpin yang berkwalitas dan
berintegritas hanya akan lahir dari penyelenggaraan pemilu legislatif
dan pilpres yang berkwalitas juga,” ujarnya.
Oleh karena itu, jelas Kiai Samsul , NU berkewajiban untuk mendorong
secara konsisten penyelenggaran Pileg dan Pilpres 2024 ini betul-
betul berkwalitas dan bermartabat. NU secara kelembagaan dan warga
nahdliyin harus menjadi juru kampanye untuk mendakwahkan kepada umat
agar pemilu betul-betul jurdil, bebas dari praktik kecurangan, bersih
dari politik uang dan politik transaksional.
“NU juga harus bisa menjadi pengawas dan wasit yang berwibawa,” tandasnya.