Balikpapan – Menyebarnya paham-paham kekerasan dan intoleransi menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Dibutuhkan metode khusus dalam menghadang dan menghilangkannya, local wisdom atau kearifan lokal adalah salah satu hal yang efektif untuk menangkal paham-paham itu.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur, H. Ahmad Jubaidi, S.Sos, M.Si dalam Kegiatan Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi yang diadakan Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui FKPT Kaltim yang diadakan di Hotel Grand Tjokro, Balikpapan, (28/03/19).
“Apa itu kearifan lokal? Nilai-nilai, value dari sekelompok masyarakat untuk hidup bersama hidup damai, kearifan lokal atau local wisdom adalah suatu instrumen atau media untuk menangkal dan mencegah paham paham radikal terorisme. Menurut penelitian tahun 2017, pencegahan paling efektif salah satunya adalah dengan kearifan lokal,” ungkapnya
Ahmad mencontohkan kearifan lokal yang dimiliki di Balikpapan. “Kita di Balikpapan ada semangat Balikpapan, Balikpapan Kubangun, Kujaga, Kubela. Semua etnis, semua budaya, semua agama ada di sini. Tidak ada mengedepankan suku, mengedepankan agama, semuanya membangun menjaga dan membela Balikpapan. Itu namanya salah satu contoh local wisdom,”ungkapnya.
Ahmad juga mencontohkan kearifan lokal di daerah lain di Kalimantan Timur, dimana di daerah tersebut kearifan lokal menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya sehari-hari.
“Kalau misalkan kita di Grogot di Kabupaten Paser, ada nilai-nilai kearifan lokal bahasa asli di sana, bahasa orang di sana yang artinya “berhati baik”, semangat spirit itu dipajang di kantor pemerintahan, di jalan-jalan, sehingga ketika ingin melakukan sesuatu yang tidak baik dan melihat itu dia ingin melakukan sesuatu yang baik,” ungkapnya
Ahmad pun mengingatkan pada dasarnya semua daerah punya local wisdom masing-masing, yang mana bila dijalankan akan efektif dalam mencegah radikalisme,dan intoleransi.
“Semua suku semua budaya punya local wisdom masing masing,yang kalau diterapkan bisa menjadi preventif dari paham radikal terorisme dan intoleransi,” tutupnya.