Jakarta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, pemerintah Filipina telah memberikan pemberitahuan resmi kepada Indonesia tentang penangkapan seorang WNI diduga bergabung dengan kelompok ISIS di Marawi. WNI tersebut bernama Muhammad Ilhan Syahputra (23) yang berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Dikatakan, Menteri Luar Negeri telah mengutus wakil duta besar RI di Manila untuk menemui Muhammad Ilham Syaputra. “KBRI telah menerima notifikasi konsuler dari otoritas Filipina terkait ditangkapnya Ilham Syahputra pada Jumat pekan lalu,” kata Arrmanatha Nassir kepada wartawan melalui pesan singkatnya di Jakarta, Senin (6/11/2017).
Arrmanatha menuturkan, akses bertemu Ilham didapat tak lama setelah KBRI Manila menerima notifikasi kekonsuleran soal penangkapan Ilham dari otoritas Filipina. Jumat (3/11/2017) petang, Wakil Dubes RI dan Atase Polisi KBRI telah mendapat akses untuk bertemu dan mewawancarai yang bersangkutan. Pertemuan ini dilakukan untuk memverikasi kewarganegaraan Ilham.
“Dari wawancara yang dilakukan dengan perwalkilan KBRI Manila, untuk sementara diketahui bahwa Ilham mengaku berasal dari Medan, Sumatera Utara. Yang bersangkutan juga turut menyampaikan beberapa nama keluarga dan kerabatnya di Medan. Saya belum bisa menjelaskan lebih rinci hasil pemeriksaan awal Ilham tersebut karena verifikasi lebih lanjut masih terus dilakukan,” ujarnya.
Penangkapan Ilham kali pertama dilaporkan kepolisian Filipina wilayah Lanao del Sur pada Rabu (1/11/2017). Saat itu, pihak berwenang juga dilaporkan menyita sejumlah uang, beberapa bahan peledak, dan sebuah paspor Indonesia. Ilham juga disebut-sebut sebagai salah satu pelaku serangan bom Thamrin yang menewaskan empat orang warga sipil dan keempat pelaku, Januari 2016 lalu.
Dia dikabarkan tiba di Manila sekitar November lalu atas undangan dari Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf yang dijuluki sebagai emir ISIS Asia Tenggara. Sebelum kabar penangkapan Ilham muncul, pria 29 tahun itu pernah dilaporkan tewas saat bertempur di Marawi. Informasi tewasnya Ilham pun, tutur Arrmanatha, didapat dari pihak berwenang Filipina. Meski begitu, kabar ini kemudian dibantah sendiri oleh Filipina.