Yogyakarta – Kaum perempuan diharapkan bisa menjadi ujung tombak dalam pencegahan terorisme yang bukan hanya di keluarga, tetapi juga di lingkungan masyarakat. Untuk itu kaum perempuan harus berperan menjadi palang pintu menghalau intoleransi dan radikalisme sebagai bibit terorisme agar tidak masuk ke dalam rumah.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dr. R.A. Arida Oetami, M.Kes., pada acara Dialog Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang digelar melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi DI. Yogyakarta (DIY), di Royal Darmo Malioboro, Yogyakarta, Rabu (23/10/2019).
“Ini dikarenakan kaum perempuan adalah pintu masuk yang paling mudah untuk memberikan pengaruh dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga. Tentunya hal ini akan memberikan posisi strategis bagi perempuan dalam upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme di lingkungan keluarga dan bahkan di lingkungan masyarakat,” ujar dr. R.A. Arida Oetami, M.Kes
Dikatakan wanita yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY ini, aksi terorisme yang terjadiselama ini tentunya bukanlah hal baru dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sejarah Indonesia yang dipenuhi perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa.
“Bahkan hingga saat ini pun pemerintah juga telah berkomitmen dalam tetap fokus dalam usahanya untuk memberantas segala bentuk radikalisme dan terorisme,” ujar peraih gelar Master dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini
Menurut wanita kelahiran Surabaya ini, menjadikan perempuan sebagai agen perdamaian tentunya merupakan langkah strategis dalam pencegahan paham radikal dan terorisme. Sehingga keluarga atau masyarakat dalam memiliki paham yang sama dalam upaya pencegahan
“ Perempuan merupakan ujung tombak dalam usaha pencegahan paham radikalisme dan terorisme, Melalui kegiatan FKPT dengan tema ‘Perempuan Agen Perdamaian’ diharapkan sebagai langkah awal yang strategis untuk mengembalikan posisi perempuan sebagai ujung tombak dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme,” kata alumni Universitas Udayana ini.
Menurutnya, keberhasilan pemerintah dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme tentunya bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Dan hal ini tentunya memberikan dampak positif yang signifikan efektif dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme dalam kehidupan bermasyarakat
“Untuk itu para peserta yang mengikuti kegiatan ini hingga akhir dapat menyebarkan pengaruh positif tentang upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme. Sehingga hasilnya dapat berpengaruh positif, baik untuk dirinya, keluarganya, dan lingkungannya dalam masyarakat luas,” ujar mantan Direktur Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta ini mengakhiri.