Jakarta – Kasubdit Kontra Propaganda, Kedeputian I BNPT. Kolonel. Pas. Drs. Sujatmiko, berikan paparan bahaya radikalisme dalam kegiatan Focus Discussion Group (FGD) Penguatan Peran Kaum Perempuan Dalam Menangkal Radikalisme Dan Terorisme yang digelar oleh BINMAS Polri. Selasa (05/03/2019), bertempat di Hotel Grand Dhika, Jakarta.
Kolonel Sujatmiko, menerangkan bahwa kelompok radikalisme yang dahulunya menggunakan metode perekrutan tertutup saat ini telah menggunakan dunia maya untuk menyebarkan ideologinya, kelompok radikalisme melihat bahwa dunia maya merupakan senjata baru yang lebih efektif untuk menyebarkan ideologinya. Oleh karena itulah penyebaran ideologi radikalisme menjadi akar persoalan yang harus diantisipasi dan dicegah agar masyarakat yang belum terpapar menjadi lebih paham akan bahaya radikalisme.
“Akar persoalan radikalisme adalah penyebaran ideologi kekerasan, pendekatan melalui ideologi inilah yang sebetulnya lebih berbahaya karena dapat menyasar semua kelompok usia maupun kelompok masyarakat” ujar Sujatmiko dihadapan peserta FGD.
Lebih lanjut Sujatmiko menekankan agar para ibu-ibu tidak mudah untuk terbuai dengan bujuk rayu kelompok radikal, karena kebiasaanya kelompok radikal akan menggunakan pendekatan agama untuk menyakinkan orang-orang agar mau bergabung dengan mereka.
“Persoalan yang cukup krusial adalah kelompok radikal menjadikan agama sebagai justifikasi pembenaran aksi terornya, oleh karena itulah ibu-ibu sebagai orang yang terdekat dengan anak-anak dan keluarga lainya harus waspada dan dapat memilah berita-berita yang akan dikonsumsi oleh anggota keluarga” ujarnya.
Terkait akan bahaya paham radikal yang disebarkan melalui internet BNPT berusaha membentengi masyarakat dengan menggelar berbagai kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat, terutama generasi milenial dan kelompok masyarakat
“Kami berusaha membentengi masyarakat yang belum terpapar agar tidak tersentuh apalagi menjadi anggota kelompok radikal, oleh karena itulah kami tentu berharap agar ibu-ibu bisa membantu menyebarkan akan bahaya paham radikalisme ke anggota keluarga dan orang-orang terdekat agar tidak sedikitpun tergoda oleh bujuk rayu kelompok radikal”.
Diakhir paparanya, Sujatmiko menghimbau kepada seluruh peserta FGD untuk bersama-sama membentengi masyarakat karena tentunya pemerintah tidak dapat bekerja sendirian, dibutuhkan kerja bersama dengan seluruh lapisan masyarakat karena persoalan radikalisme adalah persoalan bersama yang juga harus dilawan secara bersama-sama untuk Indonesia yang damai.