Jakarta – Warga bersama Karang Taruna RW 04 Pondok Jaya, Pondok Aren,
Tangerang Selatan, menggelar upacara dalam rangka memperingati Hari
Lahir Pancasila, Minggu (2/6/2024). Upacara ini digelar bekerjasama
dengan Yayasan Rumah Anak Pancasila ini mengusung tema ‘Menjaga
Persatuan Lewat Toleransi’.
Selain warga sekitar, upacara juga diikuti oleh puluhan anak-anak
lintas agama dari Masjid At-Taubah, Gereja Baptis Independen Indonesia
dan Vihara Dhamma Saba, yang antusias mengikuti setiap rangkaian
kegiatan.
Upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih, diiringi lagu
kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan penuh semangat oleh
para peserta.
Momen puncak upacara adalah saat diperdengarkannya pidato Presiden
pertama Indonesia, Soekarno, yang disampaikan pada 1 Juni 1945 di
depan sidang BPUPK. Pidato bersejarah ini mengingatkan kembali
pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa yang
harus dijaga dan diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Camat Pondok Aren H. Hendra, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara
menekankan bahwa Pancasila harus diterapkan sehari-hari.
“Pancasila bukan hanya sekedar kita baca sila satu sampai lima tapi
harus dimaknai dan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari, saya
melihat toleransi di Pondok Aren ini sudah baik, saya merasakan
sendiri bagaimana antar umat beragama disini saling membantu dan
menjaga ketika hari-hari keagamaan,” ujar Hendra.
Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang baru pertama kali
dilaksanakan di RW 04 Pondok Jaya ini, penting untuk dilaksanakan
untuk kembali mengingat kehebatan bangsa Indonesia, yang tetap bersatu
meski memiliki banyak perbedaan.
Bangsa Indonesia disatukan oleh Pancasila yang merupakan 5 persamaan
rasa, yaitu rasa syukur, rasa persaudaraan, rasa persatuan, rasa
kebersamaan dan rasa peduli.
Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Anak Pancasila, Juan Alexander
Wake, dalam sambutannya juga mengajak seluruh peserta upacara untuk
mengaktivasi Pancasila yang sudah ada di dalam diri masing-masing.
“Pancasila digali Ir. Soekarno dari dalam jiwa manusia Indonesia yang
berbeda suku, beda agama, tetapi beliau menemukan ada 5 perasaan yang
sama, yang menyatukan kita semua. Hidupi kelima perasaan ini, maka
kita semua disini telah berbagian menjaga Indonesia, menjaga
persatuan, salah satunya lewat toleransi rasa persaudaraan. Lihat
kanan kiri dia saudaraku, meski dia menyembah Tuhan yang berbeda,
tetapi agamaku dan agamanya sama-sama mengajarkan kebaikan kepada
sesama,” kata Juan.
Selain upacara, peringatan Hari Lahir Pancasila ini juga diisi dengan
kegiatan face painting bertema Pancasila.
Anak-anak bersemangat menghias wajah mereka dengan simbol-simbol
Pancasila, seperti bintang, Garuda Pancasila, peta Indonesia, Bendera
Merah Putih, yang juga merupakan bagian dari edukasi mengenai
nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.