Kapolri Dukung Pemuda Islam Perangi Radikalisme dan Terorisme

Jakarta – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Tito Karnavian, mendukung sepenuhnya hasil International Conference On Islamic Youth Education 2017 yang diikuti 56 negara Asia-Afrika untuk memerangi radikalisme dan terorisme. Di samping melawan radikalisme dan terorisme, kongres ini juga juga mendeklarasikan kerja sama pendidikan, keagamaan, dan kewirausahaan.

Hal itu dikatakan Kapolri ketika menerima delagasi Kongres Pemuda Islam Asia-Afrika yang berlangsung di Bandung pada 6-9 Oktober 2017. Delegasi dan Panitia Konferensi Pemuda Islam Dunia itu diterima di rumah Dinas Kapolri di Kebayoran Baru Jakarta Selatan dalam suasana yang penuh keakraban dan bersahabat, Rabu (11/10/2017).

Dalam kesempatan itu, Kapolri Tito Karnavian membeberkan proses perkembangnya terorisme dan penyebarannya serta eksistensinya di Indonesia. Dewasa ini terorisme berkembang dengan pesat, konteksnya selalu berubah dan aktornya juga berubah. Namun, semua itu harus kita antisipasi dengan pendidikan dan kewirausahaan.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dihasilkan dalam Kongres Pemuda Islam Asia-Afrika ini. Pendidikan yang berkualitas dan merata serta dapat dirasakan oleh banyak orang akan membuka cakrawala berfikir tentang apa pun, termasuk tentang membawakan Islam dengan lebih baik. Karena ada dua pemaknaan terhadap kata Jihad, pertama Jihad secara bahasa adalah bersungguh-sungguh. Apapun yang kita lakukan harus dengan sungguh-sungguh untuk bisa memberikan berkontribusi bagi kebaikan orang lain dan negara ini. Kedua adalah jihad yang identik dengan perang dan kekerasan, ini yang kita lawan dan tidak boleh tumbuh,” kata Tito Karnavian.

Selain itu, faktor yang membuat Ummat Islam akan bisa menghegomoni di Dunia adalah ekonomi. Dia pun sepakat dengan point terakhir dari dekralasi mengenai kewirausahaan yang sangat berbeda jika digeluti dengan serius. Kenapa Cina bisa begitu besar dan digdaya, karena menguasai semua sektor ekonomi. Kita sebagai mayoritas muslim di Indonesia harus berdaya secara ekonomi.

Sebelumnya, Presiden Youth on Organization of Islamic Cooperation (OIC Youth Indonesia), Tantan Taufik Lubis, mengatakan International Conference On Islamic Youth Education 2017 telah menghasilkan 4 Deklaras Pemuda Kerjasama Islam Dunia. Keempat butir tersebut adalah Pendidikan, Keagamaan, Pemberantasan Terorisme dan Kewirausahaan.

“Poin terakhir dari deklarasi tersebut adalah kewirausahaan yang menjadi Tugas kami untuk membangun spirit kewirausahaan para pemuda Islam, agar mereka menjadi bagian penting dari pembangunan perekonomian bangsa ini. Membangkitkan jiwa wirausaha di kalangan pemuda agar tumbuh kemandirian ekonomi secara merata dan berkualitas di kalangan pemuda Islam,” pungkasnya.