Perth – Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian memaparkan strategi penanggulangan terorisme di Indonesia saat menjadi pembicara pada Eminent Speech on Counter Terrorism di Universitas Edith Cowan Kampus Joondalup Australia Barat, Selasa (10/4/2018). Ceramah itu dihadiri 300 mahasiswa, dosen, dan pemerhati kontra terorisme.
Jenderal Tito menekankan terorisme tidak terkait dengan salah satu agama. Terorisme dapat tumbuh dan berkembang di mana saja. Terorisme dalam konteks global kontemporer dibagi dalam dua gelombang besar. Gelombang pertama Al-Qaeda sebagai jaringan kelompok terorisme global pertama kali di dunia. Di Indonesia Al Qaeda berafiliasi dengan kelompok Jemaah Islamiyah. Sementara, gelombang kedua sejak 2014 saat ISIS muncul sebagai ancaman baru bagi keamanan dunia.
Diuraikan bahwa terorisme dapat dipicu oleh berbagai latar belakang seperti spiritual, emosional dan motif materi sehingga penanganannya harus tepat sasaran.
Tito menjelaskan terorisme tidak mungkin diselesaikan hanya dengan penggunaan senjata (hard approach). Untuk itu Polri bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai garda terdepan penanganan terorisme menggunakan strategi pendekatan lunak (soft approach) yang dijalankan dalam menghadapi kelompok teroris.
Mantan Kepala BNPT ini menyebut setidaknya ada lima langkah yang bisa ditempuh dalam pendekatan lunak menghadapi terorisme di Indonesia yakni deradikalisasi, kontra radikalisasi, kontra ideologi, kontra propaganda, menetralisir saluran dan menetralisir situasi yang mendukung penyebaran paham radikal. Pemuka agama dilibatkan dalam melaksanakan soft approach.
Kapolri menggarisbawahi adanya penurunan kualitas dan jumlah serangan teror yang terjadi di Indonesia. Namun demikian, terdapat kekhawatiran berkembangnya radikalisme terutama di kalangan generasi muda seiring perkembangan teknologi seperti internet dan media sosial di Indonesia.
Kapolri tidak lupa mengapresiasi Australian Federal Police yang selama ini menjadi mitra penting dalam penanganan terorisme.
Pada akhir diskusi, Kapolri berkesempatan melayani pertanyaan dari beberapa peserta dan juga berdiskusi dengan Asosiasi Mahasiswa Indonesia Gelar Master dan Doktor di Perth, untuk membicarakan langkah-langkah penanganan terorisme dan radikalisasi terutama terkait langkah-langkah internet monitor yang dilaksanakan Polri.
Eminent Speech on Counter Terrorism dibuka oleh Rektor Universitas Edith Cowan, Steve Chapman dan Konjen RI Perth Dewi Tobing.