Jakarta – Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian kembali menegaskan bahwa ancaman terorisme di Indonesia masih terus berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah dinamika ISIS yang masih beraksi di Timur Tengah yakni Suriah dan Irak.
Kapolri menyatakan, adanya tekanan dari pemerintah Suriah dan Irak, kemudian koalisi Barat, serta Rusia terhadap ISIS membuat kelompok teroris itu mengeluarkan strategi baru. ISIS berupaya mengekspor pelaku-pelaku keluar dari Suriah dan Irak, bahkan ada yang dikembalikan ke nagara asal mereka.
“Ya, mereka dikembalikan ke negara asal untuk melakukan teror dan operasi yang sama seperti di Suriah dan Irak. Kita harus mewaspadai kehadiran mereka,” kata Jenderal Pol Tito Karnavian dalam rapat dengan Komisi III DPR, Gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Dikatakan, selama ini operasi tersentral di Suriah dan Irak. Namun, adanya tekanan tinggi membuat mereka memindahkan daerah operasi. Kelompok utama di Indonesia adalah Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok tersebut telah menjadi fokus kepolisian.
“Ada juga yang berhasil dicegah dan berhasil ditangkap dengan preventif operation dari kepolisian, Densus, BNPT, Satgas BNPT. Initinya terorisme ini masih bergantung pada dinamika di Timteng,” kata mantan Kepala BNPT itu.
Menurut Kapolri, terorisme di Indonesia akan terus berlangsung selama dinamika ISIS masih berlangsung. Kelompok yang berangkat keluar negeri hampir 600 orang sebagian sudah kembali ke Indonesia.
“Ada juga yang sudah meninggal . Sebagian kecil lagi mengalihkan tujuannya bukan hanya ke Suriah tapi juga ke Filipina Selatan yang dianggap sebagai salah satu pecahan Negara Islam Indonesia versi mereka sendiri,” pungkas Tito Karnavian.