Jakarta – Imbas terjadinya aksi teror bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung beberapa hari lalu, jajaran Kepolisian diminta sigap mendeteksi dini adanya teroris. Hal ini ditegaskan oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo .
Kapolri mengatakan, aksi terorisme menjadi ancaman nyata dan serius bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, perlu adanya langkah cepat guna menghalau aksi tersebut.
“Ancaman teroris menjadi gangguan yang serius, perlu saya tekankan bahwa aksi teroris seperti di Polsek Astana Anyar tidak boleh terjadi lagi, maka kedepankan deteksi dini dan preventif strike dan mencegah aksi-aksi teror,” ujar Kapolri di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).
Kapolri menambahkan, dia juga meminta jajarannya untuk memperketat pengawasan di tempat keramaian. Termasuk, rumah-rumah ibadah.
“Serta melakukan pencegahan ketat di pusat keramaian, tempat ibadah dan tempat-tempat lain yang berpotensi menjadi target serangan teror,” paparnya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suntana menyatakan, sebanyak 11 orang menjadi korban dalam peristiwa ledakan
Selain pelaku dan anggotanya, Irjen Suntana menyebut seorang warga menjadi korban. Warga tersebut merupakan seorang ibu-ibu atas nama Nurhasanah. Ia mengalami luka-luka akibat serpihan ledakan.
“Akibat ledakan itu 11 orang menjadi korban terdiri dari 10 anggota polisi, satu anggota meninggal dunia atas nama Sofyan,” kata Irjen Suntana di Kawasan Mapolsek Astana Anyar.