Medan – Beberapa hari lalu tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggerebek keberadaan teroris di Tanjungbalai, Sumatera Utara. Dalam penggerebekannnya itu, dua orang terduga teroris ditembak mati karena berusaha melawan saat akan diringkus.
Terkait penggebekan tersebut, Kapolda Sumatera Utara (Sumut), Irjen Pol Agus Andrianto menyatakan hal tersebut menjadi bukti bahwa bahaya terorisme adalah ancaman nyata.
“Salah satu program Pak Kapolri kan mencegah konflik dan antisipasi teror. Makanya, dukungan masyarakat akan sangat membantu Polri dalam menjaga keamanan warga masyarakat yang tidak berdosa menjadi korban kejahatan mereka (teroris-red),” ungkap Irjen Pol Agus, Minggu (21/10).
Agus menjelaskan, sejak peristiwa CIMB Niaga di Sumut, aksi teroris terus terjadi di provinsi tersebut. Mulai dari penyerangan terhadap Polsek Hamparan Perak dan anggota Polda Sumut, hingga penangkapan teroris pada bulan Mei lalu, dan terkini penggebekan di Tanjungbalai yang para pelakunya adalah DPO.
“Mereka bisa kapan saja melakukan aksi. Syukur Alhamdulillah, cepat bisa kita atasi,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Agus, sebagai langkah antisipasi pengamanan teroris, khususnya menjelang pesta demokrasi Pemilu 2019, jajaran kepolisian juga harus mau turun ke bawah.
Sedangkan dari sisi internal Polri, lanjut dia, untuk tahapan pengamananannya Mabes Polri juga sudah menggelar Operasi terpusat Mantap Brata 2018-2019, yang ditindaklanjuti oleh Polda Sumut dengan Operasi Mantab Brata Toba 2018-2019 dalam pengamanan tahapan Pemilu.
“Jadi sudah kita kasih contoh. Namun untuk masyarakat, Kepling, lurah, maupun perangkat pemerintahan kabupaten/kota juga harus bergandengan tangan dengan Polri dan unsur TNI dalam menjaga stabilitas Kamtibmas,” pungkasnya.