Sebagai pengayom masyarakat, pihak kepolisian bertanggungjawab dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak terkecuali oleh ancaman radikalisme dan terorisme. Kapolda Maluku Utara, Brigjen Umar Septono dalam pemaparannya di kegiatan dialog pencegahan redikalisme dan terorisme bagi pekerja media/jurnalis/praktisi kehumasan serta lembaga penyiaran di provinsi Maluku Utara hari ini (Sabtu, 17/10/2015) menyatakan bahwa pihak kepolisian berkomitmen penuh dalam menanggulangi masalah radikalisme dan terorisme.
Salah satu bentuk keseriusan di atas adalah program Quick Wins POLRI yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme. Dalam program itu, Polri melakukan 2 hal utama, yakni; pertama, melaksanakan sambang ke masyarakat dengan sasarannya antara lain; tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, organisasi keagamaan, pondok pesantren, penyuluhan ke sekolah, organisasi pemuda, dan organisasi masyarakat. Kedua Melaksanakan Focus Group Discusion (FGD) tentang organisasi Radikal dan Anti Pancasila. Program quick wins Polri ini dtujukan untuk terciptanya masyarakat yang memiliki daya cegah dan tangkal terhadap isu dan paham radikalisme-terorisme.
Meski demikian, ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan program di atas tidaklah mudah, ada beberapa hambatan yang harus dihadapi Polisi, khususnya di wilayah Maluku Utara. Terdapat setidaknya 4 hambatan, yakni; pertama, situasi geografi Maluku Utara adalah kepulauan, kawasan ini didominasi oleh wilayah lautan sebanyak 74%, sehingga hampir semua transportasi menggunakan kapal laut dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Kedua, tingkat pendidikan masyarakat masih cenderung rendah, sehingga diperlukan strategi penyampaian yang sangat baik agar dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Ketiga, Jumlah personil Bhabinkamtibmas belum mencapai target (262 personil Bhabinkamtibmas untuk 1181 Kelurahan/desa). Keempat, Sarana Transportasi dan komunikasi masih sangat terbatas
Karenanya Kapolda Maluku Utara itu meminta kerjasama segenap lapisan masyarakat untuk dapat bersama-sama mencegah dan menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme. Ajakan ini mendapat sambutan positif dari peserta dialog yang memadati gedung Velliya sejak tadi pagi tadi. Beberapa peserta mengaku sudah bosan dengan aksi-aksi kekerasan, karenanya segala upaya untuk menghilangkan aksi-aski tersebut selalu dinantikan oleh masyarakat.