Bandung – Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) akan digelar pada tahun 2019 mendatang. Berbagai ancaman keamanan dan ketertiban (Kamtibmas) biasanya akan muncul pada pesta demokrasi tersebut, salah satunya ancaman radikalisme dan terorisme.
Guna menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif dari terselenggaranya beberapa tahapan Pileg dan Pilpres 2019 tersebut yang damai terutama dari ancaman radikalisme dan terorisme, maka Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat (Kapolda Jabar) Irjen. Pol. Drs, Agung Budi Maryoto, M.Si menggelar acara Sosialisasi Anti Radikalisme dan Terorisme.
Acara yang diikuti seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi, Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Barat termasuk pimpinan Perguruan Tinggi ini menghadirkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, sebagai narasumber. Acara ini digelar di Aula Maryoto, Mapolda Jabar, Rabu (12/9/2018).
“Kami mengundang Kepala BNPT untuk dapat memberikan arahan dan pencerahan tentang sesuai dengan tugas pokoknya itu tentang penanggulangan terorisme dan radikalisme. Di mana dalam konteks ini provinsi Jawa Barat berdasarkan data yang kami peroleh itu cukup banyak potensi (radikalisme-terorime) baik yang perseorangan maupun yang kelompok,” ujar Kapolda Jabar, Irjen Pol. Agung Budi Maryoto, usia acara.
Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini menjelaskan, dari data yang ia terima dari Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri, di wilayah Jabar sendiri kurang lebih ada hampir 400 orang baik itu dalam bentuk kelompok ataupun perorangan yang masuk dalam kategori inti, militan maupun simpatisan.
“Oleh karena itu kami sengaja mengambil inisiasi mengundang Rektor kemudian Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Jawa Barat, karena dalam Criminal Justice System tidak terlepas dari Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim atau pengadilan. Untuk itu kita undang. Ini supaya tahu bahwa dalam proses criminal justice itu betul-betul harus seadil-adilnya bagaimana tindak kejahatan terorisme itu diadili,” ujar alumni Akpol tahun 1987 ini.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya menurutnya yaitu penceghan, dimana Kepala BNPT dalam paparannya sudah menjelaskan secara gamblang tentang upaya pencegahan yanga sangat positif. “Mudah-mudahan bisa kita sinergikan antar stakeholder yang ada di Jawa Barat untuk sama-sama memerangi kemudian mencegah terorisme dan radikalisme di provinsi Jawa Barat,” ujar mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri ini.
Untu itu dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala BNPT yang mana ditengah kesibukannya masih bisa menyempatkan waktu untuk memberikan pencerahan terutama yang berkaitan dengan penanganan terorisme dan radikalisme. Sehingga aparat yang ada di wilayah bisa lebih pro aktif lagi untuk bisa bersinergi mencegah, menanggulangi terorisme dan radikalisme sehingga Jawa Barat betul-betul bisa terbebas
“Dengan penjelasan bapak Kepala BNPT tadi maka kami memohon bantuan kepada seluruh stakeholder terkait untuk bisa bersinergi dengan kami dengan melakukan langkah-langkah mulai dari pencegahan sampai dengan penanggulangan. Insya Allah kedepan Jawa barat lebih aman dan kondusif,” ujar pria kelahiran Cilacap, 19 Februari 1965 ini mengakhiri.
Dalam acara sosialisasi tersebut dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Barat, Ir. Ridwan Kamil, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Besar Hasto Karyawan, Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, Raja Nafrizal, SH, Ketua Pengadilan Negeri, Arwan Byrin, SH, MH, pimpinan Peguruan Tinggi di Jabar, Pengurus Forum Koordinasi Pencegahan Terorieme (FKPT) Jabar dan seluruh Dandim, Kapolres, Kajari dan Ketua Pengadilan Negeri se wilayah Jabar.