Kapolda Bali Ajak Ribuan Mahasiswa Deklarasi Anti Hoax & Radikalisme

Bali – Ribuan mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja mengikuti kuliah umum Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose di aula Undisksha Singaraja, Senin (4/3). Tema yang diambil ‘Memperkokoh Nasionalisme sebagai Upaya Pencegahan Paham Radikalisme, Hoax dan Firehose of Falsehood’.

Kegiatan yang digelar di Auditorium Undiksha ini dihadiri sekitar 2.140 mahasiswa dari berbagai jurusan, dan juga dihadiri Rektor Undiksha, Dr I Nyoman Jampel, Pejabat Utama Polda Bali, Kapolres Buleleng, Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan serta ratusan dosen.

Rektor Undiksa Singaraja, Dr I Nyoman Jampel, dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar karena memiliki beranekaragam peradaban bangsa yang lebih dikenal sebagai peradaban nusantara, salah satunya adalah ideologi pancasila.

Baca juga : Polri: Pergerakan Kelompok Teroris MIT Berada di Tiga Lokasi

Menurutnya, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah mempertahankan ideologi negara Indonesia. Dengan munculnya berita-berita hoax dan paham radikalisme akan berdampak pada perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Mari kita dukung pihak kepolisian untuk membantu menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Kami mengajak seluruh mahasiswa Undiksha untuk tetap menjaga NKRI harga mati,” tegasnya.

Kemudian dalam seminar tersebut, Irjen Petrus Golose mengajak para mahasiswa untuk menghadapi persoalan radikalisme, hoax dan firehose of falsehood dengan mempertinggi rasa nasionalisme. Para generasi penerus harus diberikan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme demi keutuhan dan tegaknya NKRI.

“Seminar kebangsaan ini bertujuan untuk bersama-sama menguatkan cinta kebangsaan untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Kapolda Bali, seperti dikutip Balipost.com, Senin (4/3/2019).

Selanjutnya jenderal bintang dua di pundak ini menjelaskan tentang situasi nasional yang sedang dihadapi Indonesia.

Mulai dari ujaran kebencian, firehose of falsehood di media sosial terkait pesta demokrasi tahun 2019, intoleransi umat beragama, perkembangan radikalisme dan terorisme hingga naiknya suhu politik menjelang pesta demokrasi tahun 2019.Menurut Kapolda, radikalisme merupakan bahan dasar terorisme. Untuk itu mahasiswa harus melakukan langkah-langkah kontra radikalisme sehingga paham radikalisme dan terorisme bisa dieliminasi.

“Ujaran kebencian, hoax dan firehose of falsehood akan menuntun kita kepada perpecahan apabila tidak disikapi dengan benar, sebab firehose of falsehood dapat memberikan informasi yang akan membawa kita pada perpecahan bangsa sehingga kita akan saling membenci,” kata jenderal lulusan Akpol tahun 1988 ini.

“Mahasiswa sebagai agen perubahan harus memiliki ketahanan nasional dan wawasan kebangsaan yang kuat agar tidak mudah terpengaruh propaganda firehose of falsehood dalam situasi politik terkini,” tandasnya.