Semarang – Kantor Wilayah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kanwil Kemendikbudristek) Jawa Tengah (Jateng) siap
memperkuat kolaborasi dengan program “Sekolah Damai” bentukan Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI).
Kolaborasi diharapkan bisa mewujudkan sekolah-sekolah menengah di
Jateng bebas dari intoleransi, kekerasan, dan bullying.
Kepala Kanwil Kemendikbudristek Provinsi Jateng Dr. Uswatun Hasanah,
S.Pd, M.Pd, mengungkapkan bahwa program “Sekolah Damai” sebenarnya
telah dilaksanakan dan SMAN 3 Semarang adalah salah satu pionernya.
Menurutnya kegiatan ini sangat positif karena penanganan masalah
intoleransi, kekerasan, dan bullying ini menjadi tanggung jawab
bersama.
“Semua pihak-pihak sekolah yang hadir pada hari ini memiliki tanggung
jawab yang besar dalam menumbuhkan ketahanan di satuan pendidikan.
Semoga program “Sekolah Damai” BNPT RI ini diberikan kelancaran,” ujar
Uswatun saat memberikan sambutan program “Sekolah Damai” di SMAN 3
Semarang, Senin (20/5/2024).
Ia menilai, kegiatan ini sangat luar biasa untuk meningkatkan kemampun
guru dalam rangka menumbuhkan ketahanan di satuan pendidikan.
Sebelumnya Kanwil Kemendikbudristek telah mendeklarasikan program
sejenis dengan nama “Ayo Rukun” yang didalamnya termasuk menolak pahm
intoleransi, kekerasan, dan bullying. Program itu sesuai dengan
Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023.
Selain itu, di Jateng juga telah terbentuk satuan tugas Tim Pencegahan
dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan. Tim ini bertugas
untuk mengawal agar tidak tidak terjadi dan tumbuh kekerasan di
lingkungan sekolah.
“Sedara pribadi dan kelembaganaan saya terimakasih atas iinisiasi BNPT
dengan program “Sekolah Ddamai”. Sebenarnya kalau dikeryok akan
tercipta iklim sekolah yang menyenangkan. Damai, tidak ada murid
membentak guru, guru pun juga sudah belajar. Kita sudah updated juga
bahwa tidak semuanya melakukan kekarasan. itulah yang disebut sekolah
damai.
Ia berharap semua peserta berpartisipasi aktif lintas sekolah. Ia juga
meminta kalau ada kekerasan di sekolah jangan tinggal diam. ada kanal
“Ayo Rukun” sebagai bentuk pelaporan.
“Semoa kita sama-sama memiliki rasa cinta kepada anak-anak, mari
memiliki kontribusi besar mendidik anak kita melluii berbagai hal,
tentu saja sekarang lebih berat dengan dulu,” tutur Uswatun.
“Saya berharap baik guru dan peserta didik benar-benar jadi piloting
untuk membebaskan generasi bangsa dari paham-paham kekerasan,”
pungkasnya.
“Sekolah Damai” di SMAN 3 Semarang ini berlangsung selama dua hari.
Hari pertama Senin (20/5/2024) digelar “Pelatihan Guru Dalam Rangka
Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan Dalam Menolak Paham
Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying.
Pada hari kedua, Selasa (21/5/2024), giliran 600 pelajar dari beberapa
SMA di Kota Semarang akan mengikuti kegiatan “Pelajar Cerdas Cinta
Damai”. Habib Husein Ja’far Al Hadar dan tim dari Pusat Media Damai
(PMD) BNPT RI akan memberikan materi tentang pencegahan intoleransi,
kekerasan, dan bullying. Selain itu, mereka juga akan mengikuti
beberapa lomba-lomba kreatif.