Kendari – Kampus harus menjadi benteng nilai-nilai kebangsaan dan intelektualitas, bukan justru menjadi ruang berkembangnya paham-paham radikal. Pernyataan itu disampaikan Kapolda Sultra Irjen Pol. Didik Agung Widjanarko dalam kegiatan coffee morning bersama para pimpinan perguruan tinggi dan perwakilan organisasi kemahasiswaan se-Kota Kendari. Acara ini berlangsung di salah satu restoran di Kendari, menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Kamis (3/7/2025).
“Mari kita jaga kampus sebagai ruang tumbuhnya pikiran-pikiran yang mencerahkan dan membangun bangsa. Mahasiswa adalah agen perubahan, bukan alat konflik,” tegas Kapolda.
Kapolda mengingatkan bahwa kampus harus menjadi benteng nilai-nilai kebangsaan dan intelektualitas, bukan justru menjadi ruang berkembangnya paham-paham radikal. Ia menekankan perlunya kolaborasi erat antara pihak kampus dan aparat untuk mencegah penyebaran ideologi ekstrem di kalangan mahasiswa.
Lebih lanjut Kapold Sultra mengatakan bahwa pentingnya membangun kolaborasi antara institusi kepolisian dan kalangan akademisi. Ia menilai, kampus bukan hanya tempat pendidikan formal, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan pemikiran kritis.
“Mahasiswa harus berpikir kritis, tapi juga harus dibekali dengan ilmu yang kuat. Dari kampus-lah, Polri bisa belajar cara berpikir sistematis, rasional, dan bijaksana dalam mengambil keputusan,” ungkap Kapolda.
Ia turut membagikan pengalamannya ketika kembali melanjutkan studi pada tahun 1999, di mana ia mendalami teori penanganan aksi massa. Pengetahuan itu, menurutnya, sangat relevan dalam merespons dinamika sosial saat ini.
Kegiatan ini diinisiasi Inisiatif oleh Direktorat Intelkam Polda Sultra di bawah pimpinan Kombes Pol. Andi Hermawan. Tujuannya jelas: membangun ruang dialog yang hangat dan konstruktif antara Polri dengan insan kampus, baik dari sisi struktural maupun kultural.
Hadir dalam pertemuan tersebut Kapolda Sultra Irjen Pol. Didik Agung Widjanarko, S.I.K., M.H., Wakapolda Sultra Brigjen Pol. Amur Chandra Juli Buana, Irwasda Polda Sultra Kombes Pol. Hartoyo, serta jajaran pejabat utama Polda Sultra. Dari unsur kampus, hadir para rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta, serta ketua-ketua BEM dari berbagai kampus di Kendari.
Rektor Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Prof. Dr. Ir. Andi Bahrun, mengawali acara dengan sambutan yang mengapresiasi langkah Polda Sultra dalam menjalin komunikasi yang lebih humanis dengan kalangan akademisi dan mahasiswa. Ia menyebut pendekatan dialogis semacam ini penting untuk menciptakan suasana yang harmonis di tengah masyarakat kampus yang dinamis.
Ketua BEM Universitas Halu Oleo, Muh. Nabil, juga menyambut positif inisiatif tersebut. “Forum ini menjadi ruang diskusi yang sehat antara mahasiswa dan kepolisian. Harapannya, komunikasi seperti ini bisa terus berlanjut agar tidak terjadi miskomunikasi di lapangan,” ujarnya.
Kegiatan coffee morning ini diakhiri dengan diskusi interaktif yang membahas berbagai persoalan strategis, mulai dari penguatan nilai kebangsaan, pemberdayaan pemuda, hingga upaya pencegahan radikalisme dan intoleransi di lingkungan pendidikan tinggi.
Harapannya, forum semacam ini dapat menjadi pijakan awal terbentuknya komunikasi berkelanjutan antara kepolisian dan generasi muda—membangun stabilitas sosial dan ruang akademik yang sehat demi masa depan Indonesia yang inklusif dan berkarakter.